 |
| KH Yazid Mahfudz/IMAM/EKSPRES |
“Biasanya ganti menteri akan ganti kebijakan, maka hal ini harus dipersiapkan dengan baik,” tutur Gus Yazid saat sambutan pada Peringatan HUT SMA Negeri 1 Kebumen ke 57, baru-baru ini.
Ganti menteri ganti kebijakan seolah sudah menjadi tradisi di Indonesia. Saat menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan juga membuat kebijakan menghentikan Kurikulum 2013 dan memberlakukan kembali Kurikulum 2006. Hal itu terkadang menjadi persoalan tersendiri bagi para guru.
Salah satu guru sekolah Amin (33) mengaku sangat kerepotan saat kebijakan berganti-ganti. Hal itu disebabkan baik guru maupun siswa baru saja mempersiapkan diri untuk melaksanakan kebijakan tersebut, namun kemudian sudah diganti lagi dengan kebijakan yang baru “Ini sangat merepotkan, seakan-akan siswa hanya menjadi percobaan kurikulum, saja,” terangnya.
Semua kebijakan lanjut Amin, memang bertujuan untuk kebaikan dan untuk memajukan dunia pendidikan. Namun kebijakan yang berubah-ubah dengan cepat, justru akan berakibat lain. Siswa dan guru sangat kerepotan menghadapi hal itu. “Mudah-mudahan kali ini tidak seperti itu lagi,” paparnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Kebumen H Ujang Sugiyono SH mengatakan, selama ini belum ada kebijakan yang baru dari Menteri Pendidikan yang baru Muhajir Effendi. Dinas Pendidikan akan selalu mengikuti dan siap mensukseskan setiap kebijakan yang ada dari pusat. “Selama ini sih belum ada kebijakan apapun,” katanya.
Setiap kebijakan yang dibuat lanjutnya, pasti telah dipertimbangkan dengan baik dan bertujuan untuk hal-hal yang baik. Maka dari itu seharusnya juga diterima dengan baik oleh semua pihak. Dikpora Kebumen, siap untuk mendukung dan mensukseskan kinerja Menteri Pendidikan Muhajir Effendi. “Ya kita harus siap, apapun kebijakan yang dibuat pastilah juga untuk memajukan dunia pendidikan. Maka dari itu kita siap mendukung kinerja menteri pendidikan yang baru,” himbaunya. (mam).
