IMAM/EKSPRES |
Nunung (35) salah satu pedagang Pasar Wonokriyo Gombong mengatakan, meski jalan kini telah dilakukan pengurugan, namun kondisinya masih cekung. Pada saat musim hujan nanti jalan tersebut akan kembali seperti kubangan. Jika sudah demikian maka para pengunjung akan berjalan dengan menepi.
“Meskipun menggunakan sepeda motor, namun mereka tetap akan berjalan menepi dan menghindari kubangan. Padahal tepat di tepi jalan merupakan tempat para pedagang menjajakan barang,” tuturnya, Selasa (30/8/2016).
Pedagang lainnya, Situr (49) mengatakan keberadaan jalan yang rusak membuat risau para pedagang dan pengunjung pasar. Padahal Setiap kali masuk ke pasar dengan menggunakan kendaraan pasti membayar retribusi portal (parkir). Namun saat ada jalan rusak terkesan dibiarkan begitu. “Kalau mau usul entah kepada siapa. Ini baru sekitar seminggu lalu diurug menggunakan batu,” terangnya.
Selain persoalan jalan pasar yang rusak, keberadaan rencana pembongkaran pedagang yang berada di saluran irigasi juga membuat kondisi resah para pedagang. Sebab setiap hari perasaan mereka selalu dihantui akan dibongkar. Padahal mereka telah sekitar 10 tahun menetap di tempat tersebut. “Resah mas, ekonomi sedang sulit, ini malah mau dibongkar,” paparnya.
Pembongkaran pedagang di atas saluran irigasi memang menunai kontroversi. Beberapa petani yang berada di Desa Kalitengah Kecamatan Gosbong, menuding jika keberadaan pedagang telah membuat saluran irigasi tidak lancar. Sementara para pedagang sendiri mengaku selalu iuran untuk pengerukan saluran irigasi.
K Yasin (64) salah satu warga Desa Kalitengah Gombong mengatakan, sejak ada pedagang di atas saluran irigasi telah membuat sawah wilayah Desa Kelitengah kesulitan air. Sekitar 10 tahun ini, sawah di area tersebut selalu mengalami kesulitan air. “Saya sendiri terpaksa tidak membeli sawah tahunan di Desa Kalitengah,” paparnya. Agar sawah dapat terairi dengan baik, maka menurut Yasin sebaiknya pemerintah segera melakukan penertiban. (mam)