IMAM/EKSPRES |
KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sebagai sebuah organisasi, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) diminta independen agar bisa mandiri. Salah satunya, dengan tidak mengandalkan bantuan pihak lain. Termasuk, saat ini ketika PGRI tengah punya hajat membangun gedung baru.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Kebumen, Tukijan SPd, Jumat (9/9/2016) menyampaikan, gedung baru itu akan dibangun secara swadaya. Sumber dananya, dari anggota PGRI.
Anggota PGRI di Kebumen saat ini, berjumlah 8.911 orang yang terdiri dari PNS dan Swasta. Setiap anggota diwajibkan ditarik sumbangan sebanyak Rp 80 ribu. Jumlah tersebut, oleh anggota diangsur sebanyak empat kali. Sekali mengangsur setiap anggota ditarik Rp 20 ribu. Nantinya, diharapkan terkumpul dana sekitar Rp 178 juta, sebuah angka yang dinilai cukup untuk membangun kantor.
“Ini benar-benar murni swadaya. Kita harus dapat mandiri. Ini agar PGRI tidak ditarik kepada kepentingan tertentu,” tegas Tukidjan.
Dengan membangun gedung baru, Tukidjan berharap PGRI akan menjadi organisasi yang mandiri. "Agar dapat bersikap independen maka harus berani mandiri. Saat sebuah lembaga atau perseorangan menerima bantuan dari pihak lain, tentunya akan mempunyai hutang jasa. Bila sudah demikian maka akan sulit baginya untuk dapat bersikap independen. Mau tidak mau, lembaga atau perorangan yang mempunyai hutang jasa akan berpihak kepada sang pemberi bantuan," katanya.
Tukijan menambahkan, indenpendensi PGRI telah termaktub dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PGRI Tahun 2013. Maka dari itu PGRI seharusnya tidak mengenal politik balas budi. Agar dapat melaksanakan amanat AD/ART, PGRI harus tidak mempunyai hutang budi apapun kepada siapapun. “Jika ini terus dilaksanakan maka PGRI tetap akan berada pada jalur yang benar, tidak bermain politik dalam setiap moment politik,” tegasnya. (mam)