 |
| saefur/ekspres |
Ditemui di rumahnya di RT 5 RW 4 Desa Trikarso, Kecamatan Sruweng, Senin (26/9/2016), Luky mengatakan suka hewan sejak kecil. Namun, mulai serius beternak sejak SMA kelas tiga. Berawal dari sepasang ekor bebek, kini hewan piaraannya bermacam-macam. Tak hanya unggas, Luky juga beternak kelinci ayam hingga marmut.
Apakah itu tidak menyita waktu? Luky mengatakan, dia harus pintar membagi waktu antara kuliah dan usaha peternakan, termasuk kehidupan seperti layaknya remaja seusianya. "Kalau ngurusin ternak bisa dilakukan pagi sebelum berangkat kuliah,"ujarnya.
Luky mengawali harinya dengan memberi makan ternak unggasnya mulai dari ayam, bebek dan entoknya. Menjelang siang ia harus ke sawah mencari rumput untuk mencukupi makan ternak kelinci dan marmutnya. Tak hanya merumput jika ia ke sawah namun harus merawat tanaman kacang hijau yang juga ditanamnya.
Sejauh ini, Luky sudah memetik hasil dari ketenunan dan keuletannya tersebut. Setidaknya kini dia bisa mandiri. Salah satunya, bisa membiayai sendiri uang kuliahnya.
Biasanya, Luky menjual ternaknya setiap 3 - 5 bulan sekali. Namun, dia enggan menyebutkan berapa uang yang didapat dari hasil penjualan ternaknya tersebut. Yang pasti, kata Luky, dia mengatakan ingin dapat menempuh pendidikan setinggi mungkin untuk meraih mimpinya kelak. "Kalau jual ya nunggu bayaknya dan besar dulu kadang 3 sampai 5 bulan sekali jual ya buat bantu bantu orang tua lah bayar kuliah kasihan mereka sudah sepuh," ujarnya merendah.(saefur/cah)
