KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Kabupaten Kebumen meminta kepada para petugas dan panitia kurban harus memperlakukan dengan baik terhadap hewan kurban. Mereka diminta tidak melakukan tindakan kasar terhadap hewan kurban sebelum disembelih.
Kepala Bidang Produksi Peternakan dan Kesehatan Hewan Distannak Kebumen Purnowati, menyatakan hewan kurban harus diperlakukan secara baik dan wajar dengan memperhatikan azas kesejahteraan hewan. Hal ini dilakukan agar hewan tidak stres, tersiksa, terluka dan kesakitan. "Sebaiknya diistirahatkan dulu 24 jam sebelum disembelih dengan tetap memberikakn makan dan minum. Ini dilakukan untuk mengembalikakn stamina ternak," kata Purnowati, kepada Kebumen Ekspres, kemarin.
Namun, kata dia, beberapa jam sebelum disembelih hewan kurban sebaiknya tidak diberi makan tetapi hanya diberi minum. Tujuannya agar dalam proses pengeluaran jeroan tidak banyak kotoran yang dapat mencemari daging dan karkas. "Pemeriksaan antemortem (sebelum disembelih) juga penting untuk menjamin ternak yang akan dipotong dalam kondisi sehat," ujarnya.
Selain itu, sebelum dipotong panitia hewan kurban juga harus menyediakan kandang penampungan sementara. Yang bersih, kering dan melindungi hewan dari panas dan hujan. "Juga tersedia air minum dan pakan yang cukup. Selanjutnya, tempat penyembelihan harus kering dan terpisah dari sarana umum," paparnya.
Wanita yang karib disapa Ipung ini juga mengingatkan, petugas hewan kurban agar menggunakan pisau atau golok untuk menyembelih harus tajam, bersih dan tidak berkarat. Sehingga dapat menjamin dapat memutus pembuluh darah, tenggorokan dan saluran makanan dalam sekali sembelih tanpa mengangkat. "Alat plastik, wadah, talenan, pisau dan seluruh peralatan yang kontak dengan daging dan jeroan harus bersih," kata dia mengingatkan.
Pada kesempatan itu, Ipung menghimbau agar para petugas hewan kurban saat merobohkan ternak tidak dengan kasar. Dia menghimbau agar menggunakan tali berwarna gelap untuk menjatuhkannya.Seperti warna hitam atau biru. "Jangan sekalipun menggunakan tali warna terang seperi merah atau oranye. Sebab sapi akan semakin beringas melihat warna-warna terang," terangnya.
Ia menambahkan, proses penyembelihan harus memenuhi syariat Islam. Selain itu juga harus memperhatikan kesehatan. "Proses pengulitan harus dilakukan setelah hewan betul-betul telah mati. Hewan digantung agar darah keluar semua dan mencegah kontaminasi. Saluran makan dan anus diikat agar kotoran tidak tumpah," imbuhnya.
Pentingnya juga dilakukan pemeriksaan daging atau jeroan setelah hewan kurban dipotong (postmortum). Ini untuk memastikan daging atau jeroan layak dikonsumsi. "Daging dan jeroan harus dipisahkan. Masing-masing dimasukan dalam kantong plastik warna putih," tandasnya.(ori)
Kepala Bidang Produksi Peternakan dan Kesehatan Hewan Distannak Kebumen Purnowati, menyatakan hewan kurban harus diperlakukan secara baik dan wajar dengan memperhatikan azas kesejahteraan hewan. Hal ini dilakukan agar hewan tidak stres, tersiksa, terluka dan kesakitan. "Sebaiknya diistirahatkan dulu 24 jam sebelum disembelih dengan tetap memberikakn makan dan minum. Ini dilakukan untuk mengembalikakn stamina ternak," kata Purnowati, kepada Kebumen Ekspres, kemarin.
Namun, kata dia, beberapa jam sebelum disembelih hewan kurban sebaiknya tidak diberi makan tetapi hanya diberi minum. Tujuannya agar dalam proses pengeluaran jeroan tidak banyak kotoran yang dapat mencemari daging dan karkas. "Pemeriksaan antemortem (sebelum disembelih) juga penting untuk menjamin ternak yang akan dipotong dalam kondisi sehat," ujarnya.
Selain itu, sebelum dipotong panitia hewan kurban juga harus menyediakan kandang penampungan sementara. Yang bersih, kering dan melindungi hewan dari panas dan hujan. "Juga tersedia air minum dan pakan yang cukup. Selanjutnya, tempat penyembelihan harus kering dan terpisah dari sarana umum," paparnya.
Wanita yang karib disapa Ipung ini juga mengingatkan, petugas hewan kurban agar menggunakan pisau atau golok untuk menyembelih harus tajam, bersih dan tidak berkarat. Sehingga dapat menjamin dapat memutus pembuluh darah, tenggorokan dan saluran makanan dalam sekali sembelih tanpa mengangkat. "Alat plastik, wadah, talenan, pisau dan seluruh peralatan yang kontak dengan daging dan jeroan harus bersih," kata dia mengingatkan.
Pada kesempatan itu, Ipung menghimbau agar para petugas hewan kurban saat merobohkan ternak tidak dengan kasar. Dia menghimbau agar menggunakan tali berwarna gelap untuk menjatuhkannya.Seperti warna hitam atau biru. "Jangan sekalipun menggunakan tali warna terang seperi merah atau oranye. Sebab sapi akan semakin beringas melihat warna-warna terang," terangnya.
Ia menambahkan, proses penyembelihan harus memenuhi syariat Islam. Selain itu juga harus memperhatikan kesehatan. "Proses pengulitan harus dilakukan setelah hewan betul-betul telah mati. Hewan digantung agar darah keluar semua dan mencegah kontaminasi. Saluran makan dan anus diikat agar kotoran tidak tumpah," imbuhnya.
Pentingnya juga dilakukan pemeriksaan daging atau jeroan setelah hewan kurban dipotong (postmortum). Ini untuk memastikan daging atau jeroan layak dikonsumsi. "Daging dan jeroan harus dipisahkan. Masing-masing dimasukan dalam kantong plastik warna putih," tandasnya.(ori)