ARIEF BUDIMAN/RADAR SOLO |
Perkembangan teknologi komunikasi seolah tidak ada hentinya. Lantaran kecanggihan teknologi, seperti gadget, smartphone, dan lainnya, banyak masyarakat yang memanfaatkannya. Seperti para pengunjung di Festival Payung Indonesia Balekambang, Solo.
--------------------------
ANTONIUS CHRISTIAN, Solo
---------------------------
HAMPARAN payung tampak indah digantung di antara pepohonan objek wisata alam Balekambang, Solo, kemarin (24/9). Momen akhir pekan itu dimanfaatkan masyarakat melonggarkan waktu sejenak berwisata di lokasi tersebut. Hampir setiap pengunjung tidak lepas dari namanya gadget maupun smartphone.
Ada yang senyum-senyum sendiri sambil menyimak layar dagdet dan ada juga yang jepret-jepret ke arah langit. Ya, pengunjung Balekambang sedang dimanjakan momen setahun sekali, yakni festival payung. Mereka boleh sesuka hati selfie dengan latar belakang hamparan payung beraneka warna. ”Selera pengunjung ini yang ditangkap penyelenggaraan festival,” kata Heru Prasetya, ketua penyelenggara.
Terkait uang tidak pernah menjadi masalah bagi para panitia untuk memperelok lokasi penyelenggaraan. Asalkan dapat mengundang masyarakat datang dan bisa menikmati. ”Hampir seperempat dana hanya digunakan untuk pembuatan vanue,” bebernya.
Taman seluas 9,8 hektare ini disulap menjadi tampak indah. Salah satu paru-paru Kota Bengawan, ini tampak lebih indah dengan ratusan payung dan instalasi bambu. ”Kamia sebar di beberapa lokasi, mulai pintu masuk, area teater terbuka, sekitar patung Partinah Boch, dan sisi timur kantor pengelola,” papar Heru.
Penyelenggaraan festival seperti ini diawali sejak 2014. Panitia idak bisa hanya mengandalkan konsep yang kuat untuk mengundang masyarakat. Sebab kalau hanya mengandalkan konsep, maka acara biasa saja, tidak ada gregetnya. ”Ruh dari suatu acara itu bentuk visualnya. Seperti itu fenomena yang terjadi di masyarakat. Mereka akan betah datang di suatu acara apabila ada objek-objek yang unik,” ungkapnya.
Adanya media sosial (medsos) yang menjamur menjadi cara yang efektif memberi informasi sebuah acara. Berbeda dulu, mau buat acara harus pasang spanduk, menebar banyak pamphlet. Sekarang tinggal desain pamfetnya diunggah ke medsos, masyarakat secara lebih luas bisa mendapat informasi tentang acara.
Linda Yuliya Astuti, 21, salah satu peengunjung menilai cukup menarik dan lebih banyak ragamnya. Apalagi sekarang tidak hanya payung, ada instalasi seperti tembok dengan gambar mural kartun. ”Bagus buat foto-foto. Jadi tidak hanya payung saja yang jadi latar foto,” tutur mahasiswi tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi swasta di Solo ini.
Selain dimanfaatkan berkumpul bersama teman, agenda tahunan ini juga dijadikan ajang bagi orang tua. Mereka mengajak anaknya berwisata murah meriah. Salah satunya Yohanes Jarot, 45, warga Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, yang sedang berlibur bersama istri dan anak-anaknya. (*/un)