ilustrasi |
) - Draft rancangan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah kembali disorot. Kali ini giliran para pelaku budaya yang menyayangkan "hilangnya Dinas Kebudayaan".
Meski nantinya kebudayaan akan diurus oleh Dinas Pariwisata atau Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata, namun tanpa mencantumkan nama kebudayaan pada dinas tersebut, membuat para budayawan pesimis.
Sorotan tajam datang dari para pelaku dan pemerhati budaya. Salah satu pemerhati seni Kebumen, Sukarno (60) warga RT 3 RW 1 Desa Patemon Kecamatan Gombong mengatakan, tidak adanya dinas khusus yang mengurusi kebudayaan akan berdampak negatif pada perkembangan seni dan budaya di kabupaten berselogan Beriman ini.
Sebab Dinas Kebudayaan merupakan payung yang akan mewadahi keberadaan seni dan budaya. “Wong ada dinasnya saja, sudah tidak begitu kopen, apalagi kalau dinasnya hilang,” tuturnya, Jumat (2/9/2016).
Menurutnya, hingga kini di Kebupaten Kebumen, masih terdapat banyak orang-orang yang peduli akan pentingnya seni dan budaya. Maka dari itu keberadaan dinas yang menaungi kebudayaan mutlak diperlukan. Meski nantinya kebudayaan bakal di kelola oleh Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata, namun penghilangan kata-kata kebudayaan menjadi indikasi tidak pedulinya pemerintah kepada budaya. “Ini sangat disayangkan. Saya akan mengkomunikasikan ini kepada para pegiat seni lainnya diwilayah Gombong,” terangnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Kebupaten Kebumen Habib Hasan Lutfi Alatas. Pihaknya merasa tidak rela jika Dinas Kebudayaan tiadakan. Dikatakannya budaya merupakan pemersatu bangsa. Tanpa adanya budaya masyarakat akan sulit untuk disatukan. “Tepo seliro dan tenggang rasa merupakan sebuah budaya. Bhineka Tunggal Ika juga begian dari budaya. Kalau budaya hilang maka akan menjadi manusia tanpa karakter dan jati diri,” ungkapnya.
Bukan hanya dari pemerhati seni saja, sorotan akan hilangnya Dinas Kebudayaan juga disampikan oleh Kepala UPTD Dikpora Buluspesantren Sururudin SPd. Pihaknya sangat menyesalkan akan adanya rencana itu. Yang paling ideal menurutnya, Dinas Kebudayaan digabung kembali dengan Dinas Pendidikan.
Sebab pengenalan budaya akan disampaikan lewat pendidikan. “Apa jadinya jika kebudayaan dihilangkan, beriman tetapi tak berbudaya” katanya, sembari mengatakan hilangnya Dinas Kebudayaan akan menunai kritik tajam dari warga Kebumen. Sebab tidak sedikit warga Kebumen yang masih peduli akan seni dan budaya. (mam)