IMAM/EKSPRES |
Longsor terjadi pada Sabtu (24/9) sekitar pukul 15.00 WIB. Bagian bahu jalan amblas, sekitar 1 meter. Bahu jalan yang longsor mencapai 22 meter. Akibatnya bagian bawah jalan pun berongga. Selain itu bagian tebing jalan yang sudah dibronjong tampak terdesak. Kondisi tersebut membuat rasa was-was M Sofyan Hasim, terlebih saat hujan deras. Sebab longsor dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa dapat diprediksi terlebih dahulu.
Kepada Ekspres, Selasa (27/9/2016) Sofyan mengatakan, beberapa waktu lalu sempat akan dilaksanakan pengurukan oleh DPU. Namun hal itu dilarang olehnya. Menurutnya jika dilakukan pengurukan maka beban akan semakin berat. Hal itu akan membuat tingkat kerawanan longsor semakin bertambah. “Jalan menurun yang menuju rumah juga sudah banyak yang retak-retak,” tuturnya.
Sofyan akan bersikeras akan menolak jika perbaikan hanya dilakukan dengan cara pengurukan. Yang harus dilakukan adalah membongkar bagian bahu jalan, dan membangun talud yang baru dari bawah. Dengan demikian maka tanah akan menjadi stabil. “Kalau hanya diuruk akan membahayakan, dan itu tidak menyelesaikan masalah,” tegasnya.
Bagian tebing yang dibronjong lanjutnya, telah menghabiskan sekitar 175 kubik batu. Bronjong kini sudah tidak lagi berada di tempatnya, karena ambles. Masalah terbesar menurutnya, bukan pada kondisi jalan, melainkan ancaman longsor. Sebab kondisi jalan masih bagus, namun tebing jalan sangat rawan. “Bagian selatan sangat parah, beberapa bagian talud lama sudah rusak dan pecah,” terangnya.
Kepala DPU Kabupaten Kebumen Slamet Mustolkhah melalui Kabid Bina Marga Haryono Wahyudi mengatakan, dalam minggu ini akan segera dilaksanakan perbaikan. DPU sudah mendatangi lokasi dan memasang rambu-rambu bahaya untuk memperingatkan pengguna jalan. Bagian bawah jalan rencananya akan dipondasi ulang. “Secara teknis nanti akan kami konsultasikan, kemungkinan akan dilakukan pondasi ulang,” ucapnya. (mam)