ilustrasi |
Kegiatan itu diikuti 38 orang dari 24 desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Purworejo. Kegiatan serupa juga diadakan di seluruh kecamatan di Kabupaten Purworejo dengan total peserta mencapai 350 orang.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Peternakan Kelautan dan Perikanan Purworejo, Doddy Heru Prasetyo, mengatakan, beberapa hal sepele yang kerap diabaikan masyarakat adalah penggunaan alas untuk menempatkan hewan saat akan dipotong kecil. Alas harus dilakukan sterilisasi atau dipastikan bersih, sandal tidak boleh menginjak alas dan pakaian yang dikenakan masyarakat yang bersentuhan dengan hewan kurban.
"Biasanya kalau mau memotong hewan kurban memilih pakaian yang kotor atau pakaian seadanya yang digunakan untuk aktivitas ke kebun atau sawah. Itu keliru, seharusnya pakaian harus bersih, ini untuk menjaga kebersihan hewan," ucapnya.
Dikatakan, melalui bimbingan teknis tersebut, peserta diajak untuk memperhatikan tindakan kecil sebagai bentuk pemeriksaan pasca penyembelihan. Sedangkan sebelum penyembelihan, peserta diarahkan untuk bisa mengerti secara pandangan mata mengenai berbagai permasalahan hewan untuk menentukan layak tidaknya hewan disembelih.
"Petugas ini hanya sebatas yang diketahui panca indera meliputi perilaku hewan, tanda klinis untuk menunjukkan hewan itu sebenarnya terserang penyakit atau tidak. Ini akan menghasilkan hewan kurban yang benar-benar sehat dan layak konsumsi," tambahnya.
Keberadaan petugas pemeriksa hewan kurban yang mendapat pelatihan tahun ini untuk menambah petugas yang telah ada tahun sebelumnya. Di tahun 2015 tercatat ada 494 petugas dari unsur masyarakat. Sementara keterlibatan masyarakat di tahun ini ditambah dengan mempertimbangkan tingkat kebutuhan desa atau kelurahan.
"Di wilayah perkotaan Purworejo dan Kutoarjo tentu berbeda dengan wilayah perdesaan yang jumlah hewan kurbannya sedikit. Satu orang di wilayah padat tidak akan mampu memeriksa hewan yang akan disembelih," tandasnya.(ndi)