CILACAP - Bencana banjir kembali dirasakan warga Dusun Pecangakan Desa Mujur Lor Kecamatan Kroya, Senin (19/9) petang kemarin. Banjir ini terjadi akibat luapan Sungai Tipar dan saluran air yang melintasi perkampungan warga setempat.
"Air sekarang mulai tinggi," ujar Latief, relawan Muhammadiyah Dissaster Management Centre (MDMC), petang kemarin.
Dia mengatakan, ketinggian air mencapai sekitar 50 cm. Warga petang kemarin langsung berupaya untuk membuka sumbatan pada saluran drainase yang ada. Langkah ini dilakukan agar air tidak semakin tinggi dan segera bisa dibuang menuju ujung saluran tersebut.
"Ketinggian air sekitar lima puluh senti. Sekarang (semalam-red) warga sedang kerja bakti," ujarnya.
Sementara itu, banjir di Kecamatan Sidareja masih terus dialami warga. Hingga Senin kemarin, banjir masih menggenangi rumah warga Desa Sidareja dan Gunungreja. Kondisi ini memaksa 32 warga Desa Sidareja bertahan di lokasi pengungsian.
"Saat ini genangan masih ada di (Desa) Sidareja dan Gunungreja," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Kumara melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Martono, kemarin.
Dia mengatakan, karakteristik kedua desa ini yang mirip dasar mangkuk, menyulitkan genangan air segera keluar. Terutama wilayah di barat Puskesmas Sidareja yang sangat rendah. Ditambah lagi dengan hujan yang masih mengguyur Kecamatan Sidareja pada Minggu (18/9) petang dan malam kemarin.
"Barat puskesmas sangat rendah. Air sulit keluar karena disisi timur ada jalan dan dibarat terhalang tanggul sungai Cibeureum," katanya.
Khusus wilayah itu, air sangat lambat untuk surut. Pasca hari pertama banjir, ketinggian air hanya berkurang 20 cm. Sampai saat ini ketinggian air didalam rumah masih dibawah lutut orang dewasa. Sementara di pekarangan hampir menyentuh pinggang orang dewasa.
"Ketinggian air hanya berkurang dua puluh senti sejak hari pertama," katanya.
Ditempat terpisah, Ketua MDMC Kabupaten Cilacap, Tasnarto menambahkan, sebagian pengungsi merupakan anak sekolah. Sebagian besar buku tulis dan pelajaran basah hingga mereka kesulitan belajar. Disaat bersamaan, mereka harus mempersiapkan diri karena harus mengikuti ujian mulai Senin kemarin.
"Buku mereka basah hingga kita beri bantuan dan pendampingan agar pengungsi bisa tetap belajar. Besok (hari ini-red) rencana akan kita lakukan lagi," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, hujan deras yang menguyur Kabupaten Cilaca sejak Jumat (17/9) malam hingga Sabtu (19/9) kemarin mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor.
Banjir terjadi di Kecamatan Kroya, Patimuan dan Sidareja. Sementara longsor
menghantam pemukiman warga di Kecamatan Wanareja.
Dari Kecamatan Sidareja dilaporkan, tercatat ratusan rumah tergenang di Desa Sidareja, Gunungreja, Sidamulya, Sudagaran, Margasari, Tegalsari dan Tinggar Jaya. Banjir ini memaksa 43 Kepala Keluarga (KK) warga Desa Sidareja mengungsi ke 4 titik. Mereka tersebar di mushola Koramil Sidareja, balai Desa Sidareja dan 2 balai RT. (har)
"Air sekarang mulai tinggi," ujar Latief, relawan Muhammadiyah Dissaster Management Centre (MDMC), petang kemarin.
Dia mengatakan, ketinggian air mencapai sekitar 50 cm. Warga petang kemarin langsung berupaya untuk membuka sumbatan pada saluran drainase yang ada. Langkah ini dilakukan agar air tidak semakin tinggi dan segera bisa dibuang menuju ujung saluran tersebut.
"Ketinggian air sekitar lima puluh senti. Sekarang (semalam-red) warga sedang kerja bakti," ujarnya.
Sementara itu, banjir di Kecamatan Sidareja masih terus dialami warga. Hingga Senin kemarin, banjir masih menggenangi rumah warga Desa Sidareja dan Gunungreja. Kondisi ini memaksa 32 warga Desa Sidareja bertahan di lokasi pengungsian.
"Saat ini genangan masih ada di (Desa) Sidareja dan Gunungreja," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Kumara melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Martono, kemarin.
Dia mengatakan, karakteristik kedua desa ini yang mirip dasar mangkuk, menyulitkan genangan air segera keluar. Terutama wilayah di barat Puskesmas Sidareja yang sangat rendah. Ditambah lagi dengan hujan yang masih mengguyur Kecamatan Sidareja pada Minggu (18/9) petang dan malam kemarin.
"Barat puskesmas sangat rendah. Air sulit keluar karena disisi timur ada jalan dan dibarat terhalang tanggul sungai Cibeureum," katanya.
Khusus wilayah itu, air sangat lambat untuk surut. Pasca hari pertama banjir, ketinggian air hanya berkurang 20 cm. Sampai saat ini ketinggian air didalam rumah masih dibawah lutut orang dewasa. Sementara di pekarangan hampir menyentuh pinggang orang dewasa.
"Ketinggian air hanya berkurang dua puluh senti sejak hari pertama," katanya.
Ditempat terpisah, Ketua MDMC Kabupaten Cilacap, Tasnarto menambahkan, sebagian pengungsi merupakan anak sekolah. Sebagian besar buku tulis dan pelajaran basah hingga mereka kesulitan belajar. Disaat bersamaan, mereka harus mempersiapkan diri karena harus mengikuti ujian mulai Senin kemarin.
"Buku mereka basah hingga kita beri bantuan dan pendampingan agar pengungsi bisa tetap belajar. Besok (hari ini-red) rencana akan kita lakukan lagi," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, hujan deras yang menguyur Kabupaten Cilaca sejak Jumat (17/9) malam hingga Sabtu (19/9) kemarin mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor.
Banjir terjadi di Kecamatan Kroya, Patimuan dan Sidareja. Sementara longsor
menghantam pemukiman warga di Kecamatan Wanareja.
Dari Kecamatan Sidareja dilaporkan, tercatat ratusan rumah tergenang di Desa Sidareja, Gunungreja, Sidamulya, Sudagaran, Margasari, Tegalsari dan Tinggar Jaya. Banjir ini memaksa 43 Kepala Keluarga (KK) warga Desa Sidareja mengungsi ke 4 titik. Mereka tersebar di mushola Koramil Sidareja, balai Desa Sidareja dan 2 balai RT. (har)