IMAM/EKSPRES |
"Dereng wangsul, kulo nggih mboten ngertos kahananipun kados nopo," tutur Farilah (70), ibunda Bedor kepada Ekspres, Senin (12/9/2016).
Menurut Farilah, Bedor hanya ditemani sang istri yang juga menantunya Marsiyem (27) saat dirujuk ke RS TNI. Sampai saat ini, Marsiyem pun belum pulang ke rumah. Otomatis pihak keluarganya pun tidak mengetahui kondisi terkini Bedor. Saat ini ketiga anak anak Bedor untuk sementara diasuh oleh Farilah. “Nggih kepripun malih lah, mugi-mugi mawon enggal saras,” ujar Farilah.
Dian Lutfianti (13) salah satu anak Bedor juga terlihat sedih dengan musibah yang menimpa ayahnya. Didampingi neneknya, dia pun beharap agar ayahnya cepat sembuh. “Semoga ibu dan bapak cepat pulang,” katanya.
Farilah mengatakan, kini pihak keluarga hanya bisa berharap Bedor segera sembuh dan bisa kembali pulang ke rumah. Mengingat, tiga anak Bedor selalu menunggu. Sudah begitu, sapi dan kambing peliharaannya tak ada yang mengurus. "Sapine niku sanes gadhahane Bedhor. Niku sapi gaduh (Sapi di kandang bukan milik Bedor tapi milik orang lain yang dipelihara dengan sistem gaduh,red)," tuturnya yang saat itu didampingi anak-anak Bedor.
Kondisi rumah Bedor sendiri sangat memprihatinkan, rumahnya berukuran kecil dan semi permanen. Rumah itu sendiri masih beralaskan tanah dan dibangun menggunakan dinding dari terpal dan anyaman bambu (gedek). Bagian atap rumah, juga tidak menggunakan genting, melainkan menggunakan terpal. Rumah kecil tersebut, ditempati Bedor, isrinya dan ketiga anaknya. Pada bagian halaman rumah, terdapat kandang kambing dan sapi. Sedangkan teras rumah kerap kali digunakan untuk menempatkan rumput.
Terpisah saat dihubungi via handphone Kepala Kantor Perwakilan Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI AD, Kapten Cpl Sutarjo enggan untuk berkomentar banyak. Pasalnya pihaknya merasa tidak berwenang untuk menjawab apapun. "Itu bukan wewenang kami untuk menjawab. Latihan tersebut dilaksanakan oleh Batalion Kodam. Sehingga yang berhak menjawab itu, Pangdam, Danrem atapun Dandim. Dislitbang hanya ketempatan saja untuk tepat latihan," tegasnya.
Sementara itu hingga kini wartawan koran ini belum dapat menghubungi,Dandim 0709/Kebumen, Letkol Czi Priyo Sambodo.
Seperti diberitakan, Bedor, warga Desa Entak Kecamatan Ambal menjadi korban ledakan mortir Kamis (8/9) sekitar pukul 10.00 WIB. Kejadian berawal saat korban sedang merumput di pesisir selatan. Di saat bersamaan, TNI tengah menggelar latihan uji coba senjata. Bedor yang berada di sekitar 50 meter dari titik ledakan, tangan kanannya terkena serpihan mortir. Sejak saat itu, Bedor dirawat di RS TNI Magelang. (mam)