 |
| sudarno ahmad/ekspres |
"Karena dulu sering ngantar bambu ke Baturaden, saya pikir-pikir capek tapi nggak ada perkembangan. Saya pikir kenapa saya nggak mengembangkan sendiri saja," kata Parsimin, belum lama ini.
Ia menuturkan keputusan membuka usaha sendiri dilakukan sejak sepuluh tahun lalu. "Dari pada saya hanya menjadi pemasok bambu saja, saya mencoba belajar disana. Dan akhirnya saya bisa buka usaha sendiri," ujarnya.
Parsimin mengaku tak perlu promosi atau beriklan, gaung bisnisnta tersebar. Meski sudah cukup dikenal, ia masih memasarkan berbagai hasil kreatifitasnya berkeliling. Wilayah yang sering dijadikan target pemasaran meliputi hampir seluruh Kebumen, Tambak, hingga Sumpiuh di Kabupaten Banyumas. "Saya bertahan, karena tak punya pekerjaan lain," katanya sambil tertawa lebar.
Usaha kecil-kecilan itu dikerjakan di samping rumah. Sayangnya, Parsimin belum melabeli usahanya itu dengan spanduk atau pengenal lainnya.
Bahan berupa bambu wulung didapatkan dari daerah sekitar. Belakangan ini, ia mengambil dari sekitar Banjarnegara. "Kata orang, bambu dari sana cukup berkualitas, terutama karena usia pohonnya lebih dari tiga tahun," jelasnya.
Parsimin mengaku setiap kali ada libur panjang omzet penjualan kerajinannya itu mengalami kenaikan.
Selain itu, beberapa konsumen yang kebetulan melintasi wilayah tersebut. Sejumlah kerajinan yang dibuat Parsimin, antara lain kursi santai, set mebel bambu, dan kerajinan bambu lainnya.
"Harganya mulai dari Rp 80 ribu, dan tergantung dengan produk serta kesulitan dalam pembuatannya," imbuhnya.(ori)
