MUHAMMAD HADIYAN |
Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan, kemarin, banjir akibat luapan sungai tersebut merendam Desa Tegalontar, Klunjukan, Sumub Lor, Bulaksari dan Desa Gebangkerep.
Selain itu, banjir juga merendam Desa Tenggeng Wetan Kecamatan Siwalan yang hingga kemarin belum surut. Sementara, di wilayah pantura Kota Santri yang menjadi langganan rob, debit airnya semakin bertambah setelah diguyur hujan pada Sabtu malam lalu.
"Sampai sekarang, Desa Sumub Lor dan Desa Bulaksari sudah mulai surut. Untuk Desa Tegalontar, Desa Klunjukan dan Desa Tenggeng Wetan masih terendam. Desa Gebangkerep Sragi juga masih," kata Kepala BPBD Kabupaten Pekalongan Bambang Sujatmiko, kemarin.
Dikatakan, kondisi rob di wilayah utara Kabupaten Pekalongan juga mengalami peningkatan setelah bercampur dengan air hujan. Terlebih, lanjut dia, air dari selatan atau daerah atas Pekalongan, baru mengalir ke utara pada Minggu (18/9) kemarin. Sedangkan tumpuan terdapat di daerah bawah, seperti Kecamatan Tirto, Wonokerto dan Wiradesa. "Termasuk di Sragi dan Siwalan. Untuk Wiradesa, banjir terjadi di Kelurahan Bener," lanjut dia.
Ketinggian air banjir di sejumlah daerah mencapai rata-rata 40 centimeter hingga 1 meter. Dipaparkan, pada Sabtu kemarin, ketinggian banjir di Desa Sumub Lor mencapai 1 meter, Bulaksar 40 cm, Tirto dan Wonokerto mencapai sekitar 50 cm. "Saat banjir meninggi, ada sejumlah warga yang sampai mengungsi di rumah saudaranya. Namun sekarang ketinggian banjir sudah mulai berkurang," tambahnya.
Pihaknya, sudah mengirimkan bantuan logistik untuk korban banjir di Desa Sumub Lor dan Bulaksari. Sedangkan untuk daerah lain, masih dilakukan pendataan. Di samping itu, posko bencana juga sudah disiapkan 24 jam di BPBD Kabupaten Pekalongan. Sedangkan untuk titik yang terkena banjir, pendirian posko diserahkan pada masing-masing desa dan kecamatan. "Kami juga siap siagakan anggota dan jajaran untuk mengantisipasi adanya banjir susulan," tandasnya. (yan)