IMAM/EKSPRES |
Anjloknya harga kambing membuat para pedagang mengalami kerugian. Harga kambing yang umumnya Rp 3,5 juta, saat ini hanya Rp 3-3,150 juta.
Kuat (50) salah satu pedagang kambing di Pasar Hewan Purbowangi Gombong mengatakan, anjloknya harga kambing mencapai 5-10 persen. Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya permintaan. Menurutnya beberapa faktor yang menyebabkan turunnya permintaan kambing diantaranya, turunnya permintaan dari Jakarta, dan banyak masyarakat yang memilih untuk qurban menggunakan sapi. “Saat ini tarikan dari Jakarta sepi. Akibat adanya larangan jualan di trotoar dari Ahok (Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama,red),” tuturnya, Rabu (7/9/2016).
Biasanya para pedagang kambing asal Kebumen banyak yang berjualan kambing di Jakarta saat menjelang Hari Raya Idul Adha. Selain itu banyak pula pedagang kambing dari Jakarta yang memesan kambing kepada para pedagang di Kebumen. Adanya larangan dari Ahok, sebut Kuat, membuat pedagang Kebumen enggan berjualan di ibu kota.
Sebaliknya pedagang dari Jakarta pun juga tidak memesan kambing di daerah. “Ini tidak seperti tahun lalu,” terangnya.
Pedagang lainnya Yanto (48) juga mengemukakan hal yang sama, saat ini kecenderungan masyarakat lebih menyukai kurban menggunakan sapi. Hal itu dirasa lebih ekonomis. “Dalam hukum satu ekor sapi setara dengan tujuh ekor kambing. Kalau dikrus harga sapi lebih murah bila dibandingkan dengan harga tujuh kambing. Selain itu jumlah daging seekor sapi juga lebih banyak bila dibandingkan dengan tujuh ekor kambing,” paparnya.
Harga satu ekor kambing lanjut Yanto, kisaran Rp 3 jutaan, sedangkan harga daging sapi perkilo hidup rata-rata Rp 45 ribu. Sapi dengan berat 400 kilogram saat ini harganya berkisar Rp 18 juta. Padahal tujuh ekor kambing seharga Rp 3 juta akan mencapai harga Rp 21 juta. “Estimasi dagingnya pun banyak sapi, tak heran jika banyak orang yang lebih memilih sapi,” ucapnya. (mam)