ilustrasi |
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura DPPKP Kabupaten Purworejo, Ir Eko Anang SW MMA mengatakan,
data lahan palawija terancam gagal panen yang cukup parah berada di empat kecamatan, yakni Pituruh, Grabag, Purwodadi, dan Butuh.
"Beberapa jenis tanaman Palawija, seperti kacang hijau, kedelai, dan cabai tidak membutuhkan banyak air, utamanya saat masih berusia muda. Saat ini intensitas hujan cukup tinggi, secara otomatis berdampak pada tanaman tersebut," ucapnya, kemarin.
Dijelaskan, Kecamatan Pituruh,
tanaman kedelai sebanyak 1.236 hektar terendam air dan terancam gagal panen. Selain itu ada sebanyak 1.200 hektar kacang hijau. "Untuk kacang hijau sebagian ada yang mulai panen, namun yang masih polong (muda) terancam gagal panen," ucapnya.
Eko melanjutkan, di Kecamatan Grabag, 85 hektar tanaman kacang hijau terendam. Kecamatan Purwodadi
kedelai 24 hektar terancam gagal panen. Di Kecamatan Butuh
kedelai 70 hektar terendam dan terancam gagal panen, kacang hijo 117 hektar terancam gagal panen, cabe 29 hektar sudah layu.
"Untuk perkiraan hasil produksi panen tanaman kacang hijau minimal per hektar rata-rata 1 ton, kedelai rata-rata produksi 1,5 ton per hektar. Padahal harga Kacang hijau per kilo mencapai Rp. 11-12 ribu, sedangkan kedelai per kilo Rp. 6500-7000. Jika ditotal kerugian bisa mencapai ratusan juta," ucapnya.
Dikatakan, saat ini pihaknya hanya bisa memberi imbauan kepada para petani untuk bijak mensikapi kondisi cuara. Diantaranya, lahan tanam harus bisa membuang air dengan membuat saluran pembuangan. " Misalnya dengan membuat bedengan, jadi genangan air bisa segera surut, hingga tidak merusak tanaman," ucapnya. (ndi)