ANGGA PURENDA/RADAR KLATEN |
Penyusuran Kali Pusur melibatkan perwakilan masyarakat sepanjang sungai, Balai Pengelola Sumber Daya Air (PSDA), Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), BPBD Klaten, sekolah sungai Klaten, dan akademisi Universitas Gajah Mada (UGM) Jogja, yang sepenuhnya didukung PT Tirta Investama (TIV) Klaten.
Penyusuran Kali Pusur dilakukan selama tiga hari dengan membagi menjadi lima tim sesuai konsentrasi objek pendataan sebanyak 13 poin. Di antaranya mengenai timbunan sampah, sumber daya air (SDA), vegetasi dan biota, kebencanaan dan morfologi. Penyusuran mulai Desa Keprabon dan Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo serta Desa Cokro, Kecamatan Tulung.
“Ini bagian program kali bersih (Prokasih) yang berkelanjutan pada Kali Pusur sejak 2012. Saat kami diminta PT TIV mendampingi masyarakat terhadap pola perilakunya, kami lihat Kali Pusur masih dipenuhi timbunan sampah. Maka, kami menawarkan pengelolaan dan pemanfaatan sampah rumah tangga yang didukung pembentukan Bank Sampah Sekar Keprabon,” ucap Direktur Lembaga Studi dan Tata Mandiri Lestari Agus Hartono saat ditemui di Jawa Pos Radar Klaten Senin (19/9).
Dijelaskan Agus, setiap kali berada di titik poin pendataan tim langsung mengamati dan menguji coba kualitas air di area 100 meter sekitar aliran Kali Pusur. Hasil pengamatan dan uji coba dicatat dan akan menjadi bahan diskusi anggota tim. Di antaranya terkait persoalan sampah hingga perubahan fisik sungai.
Dari hasil analisis tim, akan muncul sejumlah rekomendasi. Rekomendasi tersebut diserahkan kepada pemerintah daerah, pemerhati lingkungan, dan pihak swasta untuk dapat ditindaklanjuti sebagai upaya penyelematan dan pelestarian Kali Pusur.
Kepala Desa Keprabon Sugiyono berharap melalui penyusuran Kali Pusur dapat melindungi sungai dari perilaku pembuangan sampah rumah tangga. “Kalau sungai bersih kan dapat dijadikan objek wisata air seperti kegiatan outbond maupun terial tubbing,” ucapnya.
Sementara itu, Media Government Relation PT Tirta Investama Muhammad Ramadhan menuturkan, melalui penyusuran tim bisa bisa menyajikan data lengkap untuk menjadi acuan penyelematan dan pelestarian ekosistem Kali Pusur.
“Dari pemetaan tim bisa menambah pengetahuan masyarakat terkait karakteristik Kali Pusur, termasuk tentang kebencanaan yang ada. Harapannya mampu menyadarkan masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai,” pungkas Ramadhan. (ren/ria)