SUBEKAN/RADAR KUDUS |
Saat Jawa Pos Radar Kudus mendatangi sekolahnya kemarin, anak sulung dari Sukarni dan Sulatin itu, masuk sekolah dengan diantar ayahnya. Di sekolah, Ali masuk di kelas yang ia inginkan, yaitu kelas 7E bersama teman-temannya.
Karena kemarin ada ulang tahun sekolah, Ali belum mendapatkan pelajaran. Namun, dia masih mengikuti serangkaian acara yang diadakan sekolah. Juga bermain bersama teman-temannya. “Belum ada pelajaran (kemarin, Red). Besok (hari ini, Red) baru ada pelajaran,” ucap Ali saat ditemui di SMPN 3 Jepon kemarin.
Dia mengaku senang dan bersyukur bisa kembali sekolah. Dia berjanji akan belajar dengan sungguh-sungguh, demi masa depan yang cerah. Saat ditanya cita-citanya, Ali mengaku belum tahu. “Belum tahu saya. Nanti tak pikirkan,” jawabnya.
Ali juga mengaku, suka dengan musik. Selain itu, saat ini dia juga sudah belajar mengaji hingga dua juz Alquran. Rencananya, mulai hari ini dia akan berangkat sekolah menggunakan sepeda baru. “Saya akan belajar dengan serius, agar bisa menjadi anak pintar,” ujarnya.
Sementara itu, Sukarni, ibu Ali juga mengaku sangat bersyukur dan bahagia melihat putra semata wayangnya itu, mau kembali ke sekolah. Sambil meneteskan air mata bahagia, perempuan yang sudah lanjut usia ini berulang-ulang mengucapkan syukur karena anaknya bisa kembali mengenyam pendidikan.
“Seneng banget, Mas. Seneng ra karuan, Ali gelem sekolah maneh. Matur suwun, Mas, matur suwun,” ucapnya sembari meneteskan air mata bahagia saat ditemui di rumahnya kemarin.
Dia mengaku, sebenarnya Ali anak yang pandai. Baik dalam mengaji maupun bernyanyi. Selain itu, di setiap doanya juga berharap anaknya itu, bisa terus bisa mengenyam pendidikan dan mau kembali sekolah. Sehingga kehidupannya nanti lebih baik.
“Iki mau diterke bapakke, Mas. Ben dipasrahke karo guru-gurune. Sesok (hari ini, Red) lagi mangkat dewe nganggo sepeda,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Kepala SMPN 3 Jepon Supriyanto mengaku senang dan bersyukur Imam Ali Mukti kembali sekolah. Pihaknya juga sudah menempatkan siswa tersebut ke kelas yang dia inginkan.
Untuk Bantuan Siswa Miskin (BSM) nantinya akan diajukan pihak sekolah, agar bisa ikut mendapatkannya. Kedepannya, dia berharap setiap guru bisa paham betul latar belakang dan psikologi peserta didiknya. Sehingga bisa mendidik dan memberlakukan anak didik sebagaimana mestinya. “Dalam pendidikan, antara keluarga dan sekolah harus terjalin komunikasi yang baik. Sehingga proses pendidikan benar-benar berjalan dengan baik,” jelasnya.
Supriyanto menambahkan, kedepannya dia berharap apa yang sudah terjadi bisa menjadi introspeksi. “Jangan selalu menyalahkan anak. Mari kita saling introspeksi, baik keluarga, sekolah, dan lingkungan. Sehingga pendidikan akan terus berjalan semakin baik,” imbuhnya. (sub/lin)