PATI – Warga Kabupaten Pati diminta tidak terpancing dengan bungkusan berisi bangkai kepala anjing disertai selebaran kampanye hitam di Rumdin Sekda dan Kantor DPRD Pati, Rabu (7/9) lalu. Pelaku dipastikan ingin membuat kondisi Bumi Mina Tani kisruh jelang pilkada yang berlangsung Februari 2017 nanti.
Pelaku juga ingin kampanye hitamnya itu diketahui khalayak umum, termasuk dari DPP partai yang akan mengusung bakal calon yang “diserang” itu. ”Pelaku menaruh paket itu di tempat yang penting seperti Rumdin Sekda dan Kantor DPRD Pati, karena mengira kedua tempat itu akan mendapat perhatian serius masyarakat,” kata Ketua DPC Demokrat Pati Joni Kurnianto, sebagai salah satu partai pengusung Haryanto-Saiful Arifin.
Dia menjelaskan, kampanye hitam berisi selebaran itu, sudah kali ketiga menerpa Bakal Calon (Balon) Wabup Pati Saiful Arifin (Safin). Lantaran sebaran brosur kampanye hitam dua kali tidak terlalu mendapat respon, diduga pelaku ingin memberikan pesan kepada DPP dengan kampanye hitam lebih besar lagi.
”Rumdin Sekda itu kan mewakili elemen eksekutif, karena pimpinan tertinggi dalam tingkat pegawai negeri sipil (PNS). Sementara kantor DPRD Pati mewakili pihak legislatif. Kedua tempat itu aset daerah. Tentu akan menjadi pusat perhatian,” ucapnya.
Joni menilai, pelakunya ingin paketan bangkai kepala anjing yang sebelumnya diduga bom itu menjadi pemberitaan media cetak, online, hingga TV nasional. Terlebih yang melakukan evakuasi paketan itu tim Gegana Sat Brimobda Polda Jateng.
”Kalau pelaku meletakkan paketan itu di depan Hotel Safin, yang persis berada di samping rumdin sekda, itu tidak istimewa. Tim Gegana juga tidak akan diterjunkan untuk mengevakuasi teror paketan itu ke Hotel Safin,” jelasnya.
Kasatreskrim Polres Pati AKP Agung Setya Budi mengaku, masih mendalami kasus itu. Hingga saat ini, masih belum ada perkembangan. Pihaknya masih mengumpulkan bukti-bukti dan baru proses penyelidikan.
”Beberapa alat yang bisa membantu penyelidikan adalah kamera CCTV yang dipasang di depan rumdin sekda. Tapi sayangnya, kamera itu tidak ada hardisknya. Jadi tidak terekam siapa yang menaruh paketan bangkai kepala anjing tersebut. Ini bisa menyulitkan kepolisian dalam penyelidikan untuk membongkar siapa pelakunya,” jelasnya. (put/lil)
Pelaku juga ingin kampanye hitamnya itu diketahui khalayak umum, termasuk dari DPP partai yang akan mengusung bakal calon yang “diserang” itu. ”Pelaku menaruh paket itu di tempat yang penting seperti Rumdin Sekda dan Kantor DPRD Pati, karena mengira kedua tempat itu akan mendapat perhatian serius masyarakat,” kata Ketua DPC Demokrat Pati Joni Kurnianto, sebagai salah satu partai pengusung Haryanto-Saiful Arifin.
Dia menjelaskan, kampanye hitam berisi selebaran itu, sudah kali ketiga menerpa Bakal Calon (Balon) Wabup Pati Saiful Arifin (Safin). Lantaran sebaran brosur kampanye hitam dua kali tidak terlalu mendapat respon, diduga pelaku ingin memberikan pesan kepada DPP dengan kampanye hitam lebih besar lagi.
”Rumdin Sekda itu kan mewakili elemen eksekutif, karena pimpinan tertinggi dalam tingkat pegawai negeri sipil (PNS). Sementara kantor DPRD Pati mewakili pihak legislatif. Kedua tempat itu aset daerah. Tentu akan menjadi pusat perhatian,” ucapnya.
Joni menilai, pelakunya ingin paketan bangkai kepala anjing yang sebelumnya diduga bom itu menjadi pemberitaan media cetak, online, hingga TV nasional. Terlebih yang melakukan evakuasi paketan itu tim Gegana Sat Brimobda Polda Jateng.
”Kalau pelaku meletakkan paketan itu di depan Hotel Safin, yang persis berada di samping rumdin sekda, itu tidak istimewa. Tim Gegana juga tidak akan diterjunkan untuk mengevakuasi teror paketan itu ke Hotel Safin,” jelasnya.
Kasatreskrim Polres Pati AKP Agung Setya Budi mengaku, masih mendalami kasus itu. Hingga saat ini, masih belum ada perkembangan. Pihaknya masih mengumpulkan bukti-bukti dan baru proses penyelidikan.
”Beberapa alat yang bisa membantu penyelidikan adalah kamera CCTV yang dipasang di depan rumdin sekda. Tapi sayangnya, kamera itu tidak ada hardisknya. Jadi tidak terekam siapa yang menaruh paketan bangkai kepala anjing tersebut. Ini bisa menyulitkan kepolisian dalam penyelidikan untuk membongkar siapa pelakunya,” jelasnya. (put/lil)