ilustrasi |
"Sampai saat ini masih aman. Hujannya hanya sebentar-sebentar dan tidak deras," kata Fery Sulistyo, relawan bencana Desa Jelok, kemarin.
Dikatakan, keberadaan alat pendeteksi dini ancaman longsor menjadikan mereka lebih yakin ancaman longsor belum terjadi.
Meski demikian, Posko pengungsian juga telah dipersiapkan jika terjadi hal yang membahayakan masyarakat.
"Semua sudah terkondisikan dan kami berharap semua akan baik-baik saja," tambahnya.
Terpisah, Kabid Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purworejo Edy Purwanto mengatakan jika empat hari terakhir hujan melanda sebagian besar wilayah Purworejo. Belum ada laporan yang masuk ke pihaknya terkait adanya kejadian longsor atau bencana banjir.
"Memang hujan terjadi nyaris setiap hari, tapi intensitasnya tidak terlalu tinggi dan dibawah sedang. Tapi kami tetap mewaspadainya," kata Edy.
Dikatakan hujan terjadi tidak merata di Kabupaten Purworejo. Hujan deras baru terjadi di Purworejo bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo. Hal itu diikuti beberapa wilayah lain yang berbatasan dengan Wonosobo.
"Yang deras baru di Bruno dan sebagian wilayah Kemiri. Aliran dari Wonosobo mengarahnya ke Purworejo, jadi kita ya tetap harus siaga. Tapi mudah-mudahan semua tetap stabil," tambahnya.
Pihaknya terus mengikuti pantauan cuaca yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Semarang yang mengupdate perkembangan cuaca setiap hari. Hal itu dilakukan mengingat Purworejo merupakan wilayah yang cukup tinggi ancaman banjir dan tanah longsor.
"Di beberapa tempat kita memiliki wilayah rekahan yang sangat berpotensi longsor jika terjadi hujan cukup deras. Kami sudah melakukan pantauan ke beberapa wilayah yang memiliki potensi tersebut," tandasnya. (ndi)