dok/sudarno ahmad/ekspres |
Manajer Humas PT KAI Daop 5 Ixfan Hendriwintoko, mengatakan masih sering turunnya hujan lebat sangat berpotensi menimbulkan bencana seperti tanah longsor, banjir maupun tanah ambles di jalur KA. Berdasarkan data terakhir, total saat ini terdapat 21 titik rawan bencana di wilayah Daop 5 Purwokerto. Terdiri dari sembilan titik rawan longsor, 11 titik rawan ambles dan satu titik rawan banjir.
Titik rawan longsor tersebut terdiri dari enam titik tebing rawan longsor masing-masing tiga titik berada pada jalur antara stasiun Notog- Kebasen, 1 titik antara Tambak-Ijo, satu titik antara Wonosari - Kutowinangun, dan satu titik antara Langen- Banjarpatroman. Kecuali itu juga terdapat 3 titik tubuh jalan rel yang rawan longsor yang semuanya ada pada jalur antara Prupuk- Linggapura.
Sedangkan titik jalur rel yang rawan ambles terbanyak ada pada koridor Lebeng- Jeruklegi, Kabupaten Cilacap sebanyak lima titik, koridor Ijo- Karanganyar sebanyak tiga titik, jalur antara Wonosari- Kutowinangun satu titik dan jalur antara Prupuk- Linggapura satu titik.
Untuk mengantisipasi terjadinya bencana yang dapat menimbulkan kecelakaan pada perjalanan KA, selain menjalankan pemeriksaan ekstra jalur KA dan penjagaan daerah rawan saat turun hujan, Daop 5 Purwokerto juga memberikan perhatian ekstra terhadap empat titik tebing yang rawan longsor dengan penjagaan penuh selama 24 jam. Penjagaan dilakukan untuk menjamin keselamatan perjalanan kereta api.
"Petugas siaga 24 jam di sejumlah titik rawan bencana dilengkapi dengan alat komunikasi handy talkie (HT) untuk memonitor dan melaporkan kondisi lintasan," kata Ixfan Hendriwintoko, kemarin.
Menurutnya, petugas yang siaga di lokasi rawan bencana juga diberi kewenangan untuk melakukan penghentian KA yang melintas jika menemukan kondisi yang membahayakan.
Manajer Jalan Rel dan Jembatan Suyanto menambahkan, selama musim penghujan, Daop V menambah petugas jaga di titik rawan. Regu jalan rel dan jembatan sedikitnya menyiagakan 171 personil sebagai flying gank yang terbagi di 17 Resor. Flying gank berfungsi untuk meluncur sewaktu- waktu ke daerah yang kritis. Selain itu mereka juga membantu dalam kondisi penyiagaan darurat, sebagai penilik jalan cuaca ekstrim, penjaga jalur lintas (PJL) ekstra situasional dan penjaga terowongan tambahan.
Titik tersebut berada di Km 304+25 antara Prupuk-Linggapura (tubuh penyangga rel rawan longsor), Km 360+150/300 antara Notog-Kebasen (tebing rawan longsor), Km 422+900 sampai dengan 423+900 antara Tambak-Ijo (tebing rawan longsor) dan Km 448+600 sampai dengan 450+400 antara Soka-Kebumen (tebing rawan longsor).
Selain menambah petugas jaga, Daop V juga melakukan beberapa rekayasa situasi. Di sebelah timur Terowongan Ijo misalnya, sudah memperlebar drainase menuju aliran sungai. Tujuannya adalah mengurangi efek dari air hujan yang sewaktu-waktu bisa menggenangi rel.
Di sekitar tebing-tebing yang rawan longsor diberi terucuk yang terbuat dari rel atau bambu untuk memperkuat struktur tanah disekitar rel. Agar saat terjadi longsoran bisa mengurangi potensi tanah menutup rel KA. Bagian Jalan Rel dan Jembatan Daop 5, juga bekerja sama dengan Satker Ditjen KA melakukan pemagaran di titik rawan longsor jalur ganda yang sedang dikerjakan.(ori)