andi/ekspres |
Arif merupakan putra bungsu pasangan suami istri Nadim Azhari (40) dan Warisah (40). Sejak dalam kandungan, Arif diketahui mengidap kelainan dibagian kepala. Hal itu diketahui melalui hasil USG yang dilakukan oleh dokter RSUD Tjitrowardojo Purworejo.
Dengan alasan tidak mampu menangani penyakit Arif, pihak RSUD menyerahkan rujukan kepada orangtua Arif untuk berobat di Yogyakarta, tepatnya di RS Sarjito. Namun hingga kini, orang tua Arif hanya bisa pasrah. Himpitan ekonomi menjadi alasan tidak segeranya Arif mendapat perawatan sesuai arahan dokter.
Akibat penyakit tersebut, kepala Arif kini terlihat besar dengan tubuh yang kurus dibanding dengan ukuran kepala balita seusiaanya. Sehari-hari Arif hanya mampu diam dan tidur. Sesekali orang tuanya membawa ke Puskesmas Desa Karanggetas untuk mendapatkan perawatan.
"Mau gimana lagi, kita sudah tidak bisa apa-apa. Sampai hari ini belum pernah berobat, paling hanya periksa ke Puskesmas," ungkap Warisah saat ditemui dikediamanya, kemarin.
Warisah menceritakan bagaimana Ia dan suaminya hanya mampu berdoa dan terus berusaha mengumpulkan sedikit demi sedikit uang yang ada. Pendapatan suaminya sebagai buruh, hanya cukup untuk membiayai dirinya dan anak-anaknya. Anak pertamanya, kini duduk dikelas 2 SMP, anak keduanya duduk dibangku MI kelas 1, sedangkan anak ketiganya kini menginjak TK.
"Sehari paling-paling dapat uang Rp. 50 ribu dan kadang kurang untuk biaya 7 orang termasuk Arif dirumah, belum biayaya sekolah anak-anak," ungkapnya.
Kekurangan tidak lantas membuat Warisah menyerah, Ia dan suaminya terus merawat buah hati tercintanya dengan penuh kasih sayang. Warisah beserta suaminya berharap Arif bisa diobati agar sembuh layaknya balita-balita lainnya. Sampai hari ini dirinya mengaku belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah.
"Pinginya segera diobati, biar lekas sembuh. Kami tidak punya jaminan kesehatan apapun, Pak Lurah pernah mencoba mengurus, tapi sampai hari ini tidak tahu kelanjutanya," tutup Warisah.
Sementara itu, kepala Desa Karanggetas, Wagiyono akrab dipanggil Tono. Mengungkapkan pihaknya berusaha semaksimal mungkin membantu keluarga Warisah.
"Sudah ada setengah tahun mencoba mengajukan JKN untuk keluarga Warisah. Namun sampai sekarang belum ada kabar.
Saya juga sering mengadu ke kecamatan soal kondisi keluarga Warisah," ucapnya. (ndi)