JAKARTA-Teka-teki siapa yang menduduki kursi Menteri Energi Sumber Daya Energi (ESDM) terjawab sudah, setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Ignasius Jonan sebagai pengganti Arcandra Tahar. Dalam pelantikan ini, Jokowi masih mempertahankan Arcandra Tahar namun diturunkan jabatannya sebagai Wakil Menteri ESDM.
Pelantikan berlangsung di Istana Negara, kemarin pukul 13.30 WIB. Jokowi langsung mengambil sumpah kedua petinggi di Kementerian ESDM tersebut.
Penunjukan mendadak itu sempat menimbulkan pertanyaan. Terutama, penunjukan Jonan yang sama sekali tidak memiliki latar belakang di bidang energi. Namun, Presiden buru-buru menepis hal tersebut. Dia mengisyaratkan penunjukan Jonan adalah untuk membenahi manajemen internal Kementerian tersebut.
"Keduanya adalah figur-figur profesional yang tepat, berani, dan punya kompetensi untuk melakukan reformasi besar-besaran di ESDM," ujar Jokowi usai pelantikan. Isu yang dikemukakan Jokowi bukan lagi kebutuhan maupun pengelolaan energi nasional, melainkan manajemen.
Menurut Jokowi, keduanya akan mampu menyelesaikan masalah-maslah yang selama ini ada di kementerian ESDM. "Meskipun saya tahu dua-duanya keras kepala, tapi suka terjun ke lapangan," tambahnya. Dia enggan menjelaskan lebih lanjut apa saja pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Jonan dan Arcandra.
Jonan sebelumnya merupakan Menteri Perhubungan di Kabinet Kerja. Saat Jokowi merombak kabinetnya 27 Juli lalu, dia menjadi salah satu menteri yang terdepak dari kabinet. Alumnus Universitas Airlangga Surabaya itu digantikan oleh mantan Dirut Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi.
Reshuffle tersebut dilakukan tidak lama setelah masa mudik Lebaran 2016. Kala itu, terjadi kemacetan parah di ujung jalur tol pantura di Brebes Timur yang lebih dikenal dnegan sebutan Brexit. Alhasil, sejumlah pihak sempat mengaitkan tergusurnya Jonan dengan kemacetan tersebut.
Sementara, Arcandra merupakan menteri ESDM sebelumnya. Dia menggantikan Sudirman Said pada Reshuffle jilid II. Pria kelahiran Padang, Sumbar, itu merupakan salah satu menteri dengan masa jabatan paling singkat. Dia masuk kabinet pada 27 Juli, lalu diberhentikan oleh Jokowi pada 15 Agustus malam. Total dia hanya menjabat selama 20 hari.
Dia diberhentikan setelah status kewarganegaraan gandanya terkuak. Arcandra sebelum menjadi menteri tinggal di Amerika Serikat. Dia juga akhirnya diketahui memiliki paspor negara Paman Sam. Padahal, bila memiliki paspor negara lain, secara otomatis status WNI menjadi gugur.
Setelah diberhentikan, status kewarganegaraan Arcandra mulai digarap. Akhirnya, awal September lalu dia secara resmi kembali berkewarganegaraan Indonesia. Paspor AS sudah dikembalikan, dan dia mendapatkan paspor Indonesia dari Kemenkum HAM.
Kemarin, Arcandra kembali menegaskan status kewarganegaraannya. "Saya kira semua persoalannya sudah diselesaikan dan Alhamdulillah saya sekarang dilantik oleh bapak presiden," ujarnya usai pelantikan. Bahkan, sedikitnya dua kali dia memberi penegasan lewat kalimat "Sebagai Warga Negara Indonesia" saat ditanya oleh wartawan.
Sementara itu, Jonan mengisyaratkan dia belum memiliki program apapun untuk dijalankan sebagai menteri. Untuk sementara, dia berpegang pada arahan Presiden yang membawa isu manajerial sebagai sektor yang harus dibenahi. "Lebih detail mungkin nanti menunggu beliau (Presiden), kalau ada kesempatan nanti kami berdua akan menghadap," ujarnya.
Jonan mengakui, dia tidak memiliki latar belakang di bidang energi. "Belum," ucapnya saat ditanya apakah pernah bekerja di sektor energi. Di almamaternya, Jonan mengambil kuliah di bidang akuntansi. Kariernya malang melintang di sejumlah bank sebelum ditarik menjadi dirut PT KAI dan berlanjut menjadi Menteri Perhubungan sebelum di-reshuffle.
"Saya pikir begini, ini kan ada pak wamen dengan saya, kami harus tandem," tutur pria kelahiran Singapura itu. Dia berjanji bakal bekerjasama sebaik mungkin dengan Arcandra, yang merupakan salah satu pakar di bidang perminyakan lulusan A&M University Texas, Amerika Serikat, itu.
Hal senada disampaikan Arcandra. Secara umum, yang harus dilakukan saat ini adalah revitalisasi sektor energi. "Dalam hal ini, kita butuh figur pak Jonan," ucapnya.
Dia juga menjanjikan kerjasama yang apik dengan Jonan untuk membenahi kementerian tersebut.
Keduanya sepakat enggan membahas kariernya yang mandek beberapa bulan silam karena dicopot dari kabinet. "Kalau kita bekerja, kan lihatnya juga ke depan," tambah Jonan yang disambut anggukan Arcandra. "Saya Sepakat," ucapnya.
Pelantikan Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM tidak dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. bukan kali ini saja, JK tidak menghadiri pelantikan pejabat dalam acara kenegaraan. Sebelumnya, pada 9 September lalu saat pelantikan Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan, JK juga tidak hadir lantaran menghadiri peringatan Hari Olah Raga Nasional di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur.
Kemarin (14/10), JK punya agenda kunjungan kerja ke Makassar seharian. Sekitar pukul 06.00 dia sudah berangkat ke Makassar dari pangkalan udara Halim Perdana Kusuma. Sekitar pukul menuju 10.00 dia menghadiri pembukaan The 3rd Brunai, Indonesia, Malaysia, Philipines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA). Acara itu terangkai pula dengan Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Trade Expo, Conference and Business Matching 2016 di Hotel Four Point, Makassar.
Di Makassar, JK menuturkan bahwa penentuan Jonan sebagai menteri itu baru diputuskan pagi hari kemarin sekitar pukul 10.00. Segera setelah ada keputusan tersebut, JK langsung ditelepon oleh Jokowi. Tapi, JK saat itu sudah berada di Makassar. "Memang jam 10.00 tadi baru diputusin,"ujar JK.
Dia memberikan keterangan pada media hanya setengah jam sebelum pelantikan yang berlangsung pukul 13.30 WIB.
Dia mengaku tidak masalah tidak ikut serta dalam pelantikan tersebut. Termasuk pada pelantikan kepala BIN. Toh, yang melantik adalah presiden. "Tidak (tidak merasa ditinggal, red). Beliau (presiden, red) tadi katanya minta izin," imbuh JK lantas tersenyum.
Namun, JK mengungkapkan bahwa sebelumnya memang sudah ada pembicaraan intensif dengan presiden terkait orang yang mengisi jabatan menteri ESDM. Mereka sama-sama sepakat kursi menteri ESDM itu harus berasal dari kalangan profesional. Bukan dari partai politik. "Kita punya prinsip harus dari profesional," tegas mantan ketua umum Partai Golkar itu.
Terkait dengan sosok Jonan, JK menyebutkan bahwa mantan Menteri Perhubungan itu harus banyak belajar lagi dalam bidang ESDM.
Termasuk pula Arcandra yang sebelumnya menjabat Menteri ESDM dalam waktu 20 hari saja juga harus lebih banyak belajar lagi. Pemerintah membutuhkan orang yang lebih berpengalaman. "Orangnya (Jonan, red) tegas. Memang harus banyak belajar ESDM," imbuh JK.
Juru bicara Wapres Husain Abdullah menuturkan bahwa JK sudah punya dua acara yang terjadwal kemarin dan hari ini. setelah melawat ke Makassar, JK hari ini punya agenda di Universitas Diponegoro, Semarang. "Pak JK tidak hadir karena bertepatan dengan kunjungan kerja yang sudah terjadwal," ujar Husain.
Langsung Kerja
Usai dari pelantikan, Jonan dan Arcandra langsung menuju Kementerian ESDM. Di sana, dia bertemu dengan beberapa pejabat Kementerian ESDM seperti Sekjen Teguh Pamudji. Arcandra yang 20 hari pernah di kementerian seperti menjadi tour guide mengelilingi gedung. "Saya sudah pernah di sini, jadi tahu," kata Arcandra.
Jonan dan Arcandra sempat melakukan rapat tertutup dengan para pejabat Kementerian ESDM. Usai rapat, Jonan mengatakan kalau itu hanya perkenalan saja. Sebab, dia berbeda dengan Arcandra yang sudah tahu dengan siapa saja punggawa kementerian. "Pak Arcandra kenalan kembali, saya kenalan saja tidak pakai kembali," ucapnya bercanda.
Terpisah, terpilihnya duet Jonan dan Arcandra mendapat berbagai macam respon. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Biji Besi Indonesia (APB3I) Erry Sofyan menyambut positif pilihan Presiden Joko Widodo.
Dia yakin sikap keras Jonan bisa membuat Kementerian ESDM bisa menjadi lebih baik ke depannya.
"Kementerian ESDM itu punya peran vital dan luar biasa nilainya. Kalau jabatan menterinya diberi ke orang yang penakut, bisa nggak jalan," ucapnya.
Kementerian ESDM memang memegang kebutuhan utama masyarakat. Seperti listrik, bahan bakar minyak (BBM), bisnis minyak dan gas, sampai soal pertambangan. Apalagi, penerimaan terbesar negara salah satunya dari migas.
Lebih lanjut dia menjelaskan, butuh orang keras untuk membuat ESDM bisa berjalan baik. Jonan memang dikenal keras kepala, tetap sikap kerasnya diharap bisa memberikan efek positif. Meski dia tidak punya latar belakang migas, menurutnya tidak ada masalah karena kepemimpinan butuh kemampuan manajerial.
"Tidak ada masalah soal itu. ESDM itu butuh pimpinan yang berani, jangan dilihat kekurangannya terus," ucapnya.
Dia yakin duet itu bisa baik karena didukung oleh Arcandra yang jago bidang migas. Sebab, migas disebutnya yang paling rumit di ESDM karena serasa masuk hutan belantara.
Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto menyebut Jonan dan Arcandra cocok menduduki pucuk pimpinan Kementerian ESDM. Untuk Jonan, dia menyebutnya punya segudang pengalaman. Memahami aspek keuangan yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi terhadap cost recovery. "Apalagi, saat ini kita menekankan efisiensi," ucapnya.
Sedangkan Arcandra, sudah umum dikenal sebagai pria yang jago dalam migas. Dua hal yang berbeda itu disebutnya bisa saling melengkapi. Apalagi, Arcandra selama ini sudah memiliki pengalaman teknis yang sudah teruji. Dwi berharap, keduanya bisa mengerjakan banyaknya tugas yang menumpuk.
(byu/jun/dim/bay)
Pelantikan berlangsung di Istana Negara, kemarin pukul 13.30 WIB. Jokowi langsung mengambil sumpah kedua petinggi di Kementerian ESDM tersebut.
Penunjukan mendadak itu sempat menimbulkan pertanyaan. Terutama, penunjukan Jonan yang sama sekali tidak memiliki latar belakang di bidang energi. Namun, Presiden buru-buru menepis hal tersebut. Dia mengisyaratkan penunjukan Jonan adalah untuk membenahi manajemen internal Kementerian tersebut.
"Keduanya adalah figur-figur profesional yang tepat, berani, dan punya kompetensi untuk melakukan reformasi besar-besaran di ESDM," ujar Jokowi usai pelantikan. Isu yang dikemukakan Jokowi bukan lagi kebutuhan maupun pengelolaan energi nasional, melainkan manajemen.
Menurut Jokowi, keduanya akan mampu menyelesaikan masalah-maslah yang selama ini ada di kementerian ESDM. "Meskipun saya tahu dua-duanya keras kepala, tapi suka terjun ke lapangan," tambahnya. Dia enggan menjelaskan lebih lanjut apa saja pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Jonan dan Arcandra.
Jonan sebelumnya merupakan Menteri Perhubungan di Kabinet Kerja. Saat Jokowi merombak kabinetnya 27 Juli lalu, dia menjadi salah satu menteri yang terdepak dari kabinet. Alumnus Universitas Airlangga Surabaya itu digantikan oleh mantan Dirut Angkasa Pura II Budi Karya Sumadi.
Reshuffle tersebut dilakukan tidak lama setelah masa mudik Lebaran 2016. Kala itu, terjadi kemacetan parah di ujung jalur tol pantura di Brebes Timur yang lebih dikenal dnegan sebutan Brexit. Alhasil, sejumlah pihak sempat mengaitkan tergusurnya Jonan dengan kemacetan tersebut.
Sementara, Arcandra merupakan menteri ESDM sebelumnya. Dia menggantikan Sudirman Said pada Reshuffle jilid II. Pria kelahiran Padang, Sumbar, itu merupakan salah satu menteri dengan masa jabatan paling singkat. Dia masuk kabinet pada 27 Juli, lalu diberhentikan oleh Jokowi pada 15 Agustus malam. Total dia hanya menjabat selama 20 hari.
Dia diberhentikan setelah status kewarganegaraan gandanya terkuak. Arcandra sebelum menjadi menteri tinggal di Amerika Serikat. Dia juga akhirnya diketahui memiliki paspor negara Paman Sam. Padahal, bila memiliki paspor negara lain, secara otomatis status WNI menjadi gugur.
Setelah diberhentikan, status kewarganegaraan Arcandra mulai digarap. Akhirnya, awal September lalu dia secara resmi kembali berkewarganegaraan Indonesia. Paspor AS sudah dikembalikan, dan dia mendapatkan paspor Indonesia dari Kemenkum HAM.
Kemarin, Arcandra kembali menegaskan status kewarganegaraannya. "Saya kira semua persoalannya sudah diselesaikan dan Alhamdulillah saya sekarang dilantik oleh bapak presiden," ujarnya usai pelantikan. Bahkan, sedikitnya dua kali dia memberi penegasan lewat kalimat "Sebagai Warga Negara Indonesia" saat ditanya oleh wartawan.
Sementara itu, Jonan mengisyaratkan dia belum memiliki program apapun untuk dijalankan sebagai menteri. Untuk sementara, dia berpegang pada arahan Presiden yang membawa isu manajerial sebagai sektor yang harus dibenahi. "Lebih detail mungkin nanti menunggu beliau (Presiden), kalau ada kesempatan nanti kami berdua akan menghadap," ujarnya.
Jonan mengakui, dia tidak memiliki latar belakang di bidang energi. "Belum," ucapnya saat ditanya apakah pernah bekerja di sektor energi. Di almamaternya, Jonan mengambil kuliah di bidang akuntansi. Kariernya malang melintang di sejumlah bank sebelum ditarik menjadi dirut PT KAI dan berlanjut menjadi Menteri Perhubungan sebelum di-reshuffle.
"Saya pikir begini, ini kan ada pak wamen dengan saya, kami harus tandem," tutur pria kelahiran Singapura itu. Dia berjanji bakal bekerjasama sebaik mungkin dengan Arcandra, yang merupakan salah satu pakar di bidang perminyakan lulusan A&M University Texas, Amerika Serikat, itu.
Hal senada disampaikan Arcandra. Secara umum, yang harus dilakukan saat ini adalah revitalisasi sektor energi. "Dalam hal ini, kita butuh figur pak Jonan," ucapnya.
Dia juga menjanjikan kerjasama yang apik dengan Jonan untuk membenahi kementerian tersebut.
Keduanya sepakat enggan membahas kariernya yang mandek beberapa bulan silam karena dicopot dari kabinet. "Kalau kita bekerja, kan lihatnya juga ke depan," tambah Jonan yang disambut anggukan Arcandra. "Saya Sepakat," ucapnya.
Pelantikan Ignasius Jonan sebagai Menteri ESDM tidak dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. bukan kali ini saja, JK tidak menghadiri pelantikan pejabat dalam acara kenegaraan. Sebelumnya, pada 9 September lalu saat pelantikan Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan, JK juga tidak hadir lantaran menghadiri peringatan Hari Olah Raga Nasional di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur.
Kemarin (14/10), JK punya agenda kunjungan kerja ke Makassar seharian. Sekitar pukul 06.00 dia sudah berangkat ke Makassar dari pangkalan udara Halim Perdana Kusuma. Sekitar pukul menuju 10.00 dia menghadiri pembukaan The 3rd Brunai, Indonesia, Malaysia, Philipines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA). Acara itu terangkai pula dengan Indonesia, Malaysia, Thailand Growth Triangle (IMT-GT) Trade Expo, Conference and Business Matching 2016 di Hotel Four Point, Makassar.
Di Makassar, JK menuturkan bahwa penentuan Jonan sebagai menteri itu baru diputuskan pagi hari kemarin sekitar pukul 10.00. Segera setelah ada keputusan tersebut, JK langsung ditelepon oleh Jokowi. Tapi, JK saat itu sudah berada di Makassar. "Memang jam 10.00 tadi baru diputusin,"ujar JK.
Dia memberikan keterangan pada media hanya setengah jam sebelum pelantikan yang berlangsung pukul 13.30 WIB.
Dia mengaku tidak masalah tidak ikut serta dalam pelantikan tersebut. Termasuk pada pelantikan kepala BIN. Toh, yang melantik adalah presiden. "Tidak (tidak merasa ditinggal, red). Beliau (presiden, red) tadi katanya minta izin," imbuh JK lantas tersenyum.
Namun, JK mengungkapkan bahwa sebelumnya memang sudah ada pembicaraan intensif dengan presiden terkait orang yang mengisi jabatan menteri ESDM. Mereka sama-sama sepakat kursi menteri ESDM itu harus berasal dari kalangan profesional. Bukan dari partai politik. "Kita punya prinsip harus dari profesional," tegas mantan ketua umum Partai Golkar itu.
Terkait dengan sosok Jonan, JK menyebutkan bahwa mantan Menteri Perhubungan itu harus banyak belajar lagi dalam bidang ESDM.
Termasuk pula Arcandra yang sebelumnya menjabat Menteri ESDM dalam waktu 20 hari saja juga harus lebih banyak belajar lagi. Pemerintah membutuhkan orang yang lebih berpengalaman. "Orangnya (Jonan, red) tegas. Memang harus banyak belajar ESDM," imbuh JK.
Juru bicara Wapres Husain Abdullah menuturkan bahwa JK sudah punya dua acara yang terjadwal kemarin dan hari ini. setelah melawat ke Makassar, JK hari ini punya agenda di Universitas Diponegoro, Semarang. "Pak JK tidak hadir karena bertepatan dengan kunjungan kerja yang sudah terjadwal," ujar Husain.
Langsung Kerja
Usai dari pelantikan, Jonan dan Arcandra langsung menuju Kementerian ESDM. Di sana, dia bertemu dengan beberapa pejabat Kementerian ESDM seperti Sekjen Teguh Pamudji. Arcandra yang 20 hari pernah di kementerian seperti menjadi tour guide mengelilingi gedung. "Saya sudah pernah di sini, jadi tahu," kata Arcandra.
Jonan dan Arcandra sempat melakukan rapat tertutup dengan para pejabat Kementerian ESDM. Usai rapat, Jonan mengatakan kalau itu hanya perkenalan saja. Sebab, dia berbeda dengan Arcandra yang sudah tahu dengan siapa saja punggawa kementerian. "Pak Arcandra kenalan kembali, saya kenalan saja tidak pakai kembali," ucapnya bercanda.
Terpisah, terpilihnya duet Jonan dan Arcandra mendapat berbagai macam respon. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bauksit dan Biji Besi Indonesia (APB3I) Erry Sofyan menyambut positif pilihan Presiden Joko Widodo.
Dia yakin sikap keras Jonan bisa membuat Kementerian ESDM bisa menjadi lebih baik ke depannya.
"Kementerian ESDM itu punya peran vital dan luar biasa nilainya. Kalau jabatan menterinya diberi ke orang yang penakut, bisa nggak jalan," ucapnya.
Kementerian ESDM memang memegang kebutuhan utama masyarakat. Seperti listrik, bahan bakar minyak (BBM), bisnis minyak dan gas, sampai soal pertambangan. Apalagi, penerimaan terbesar negara salah satunya dari migas.
Lebih lanjut dia menjelaskan, butuh orang keras untuk membuat ESDM bisa berjalan baik. Jonan memang dikenal keras kepala, tetap sikap kerasnya diharap bisa memberikan efek positif. Meski dia tidak punya latar belakang migas, menurutnya tidak ada masalah karena kepemimpinan butuh kemampuan manajerial.
"Tidak ada masalah soal itu. ESDM itu butuh pimpinan yang berani, jangan dilihat kekurangannya terus," ucapnya.
Dia yakin duet itu bisa baik karena didukung oleh Arcandra yang jago bidang migas. Sebab, migas disebutnya yang paling rumit di ESDM karena serasa masuk hutan belantara.
Dirut PT Pertamina Dwi Soetjipto menyebut Jonan dan Arcandra cocok menduduki pucuk pimpinan Kementerian ESDM. Untuk Jonan, dia menyebutnya punya segudang pengalaman. Memahami aspek keuangan yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi terhadap cost recovery. "Apalagi, saat ini kita menekankan efisiensi," ucapnya.
Sedangkan Arcandra, sudah umum dikenal sebagai pria yang jago dalam migas. Dua hal yang berbeda itu disebutnya bisa saling melengkapi. Apalagi, Arcandra selama ini sudah memiliki pengalaman teknis yang sudah teruji. Dwi berharap, keduanya bisa mengerjakan banyaknya tugas yang menumpuk.
(byu/jun/dim/bay)