BPBD FOR EKSPRES |
Kedua jembatan kabupaten itu masing-masing, jembatan Brangkal yang melintang di atas Kali Lowereng persisnya di RT 2 RW 7 Desa Klopogodo Kecamatan Gombong serta jembatan Kali Kejawang di RT 7 RW 2 Desa Pandansari Kecamatan Sruweng.
Kasie Kedaruratan pada BPBD Kebumen, Arif Rahmadi mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Minggu sore dengan selang waktu beberapa menit."Jembatan di Desa Klopogodo tiangnya amblas sekitar pukul 18.12 WIB. Sementara di Pandansari pada pukul 18.30 WIB. Kerusakannya sama, ada salah satu bagian tiang jembatan amblas dengan kedalaman sekitar 20-30 cm," ujarnya, Senin (17/10/2016).
Arif menegaskan, tidak ada korban dalam peristiwa itu. Hanya, kini jembatan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. "Sementara untuk kendaraan roda empat tidak diijinkan lewat karena dikhawatirkan membahayakan," imbuhnya.
Selain itu, warga di sejumlah desa di sekitar lokasi jembatan terpaksa berjalan memutar. Bahkan di Desa Klopogodo, warga harus memutar 5 km mengingat jembatan itu menghubungkan wilayah tersebut dengan dengan Desa Pohkumbang, Grenggeng Kecamatan Karanganyar dan Desa Penimbun Kecamatan Karanggayam dan sekitarnya.
Sementara di Desa Pandansari, Sruweng warga memutar sekitar 1 km untuk pergi dan pulang ke . "Jembatan itu merupakan akses utama warga. Selain itu ada juga anak sekolah," imbuhnya.
Sementara ini, penanganan masih sebatas rambu pengaman. Mengingat, kerusakan jembatan itu membutuhkan penanganan dari Dinas terkait dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kebumen. Rusaknya jembatan itu, menjadi yang keempat dalam kurun waktu sebulan terakhir. Sebelumnya jembatan di Kabuaran Kecamatan Prembun putus total dan sebuah jembatan di Kecamatan Kutowinangun juga rusak.
Di sisi lain, Arif menghimbau agar warga tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi sampai akhir tahun ini. Terlebih, masih ada sejumlah wilayah yang rawan terjadi bencana. Seperti di Desa Candiwulan Kecamatan Kebumen. Akibat parafet di tenggul sungai Luk Ulo yang berlubang, warga di wilayah tersebut rawan terkena banjir. Utamanya, saat hujan deras.
Untuk kejadian ini, kata Arif, belum bisa ditangani maksimal karena sungai merupakan ranah atau kewenangan Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO) Jogjakarta. "Untuk sementara, BPBD dan dinas terkait telah memasang karung penahan banjir. Meski mungkin belum maksimal setidaknya bisa mengurangi resiko banjir," kata Arif.
Ancaman longsor juga masih patut diwaspadai. Seperti yang terjadi pada Senin pagi (17/10). Sebuah rumah di Desa Penusupan kecamatan Sruweng rusak pada bagian daprur setelah tertimpa tebing yang longsor. Bahkan, hingga kemarin material longsor belum sepenuhnya bisa disingkirkan karena takut terjadi longsor susulan.
Beruntung pada kejadian itu, pemilik rumah Kuswoyo selamat. "Tapi demi keamanan, yang bersangkutan mengungsi sementara di rumah kerabatnya," ujar Arif.(cah)