saefur/ekspres |
Anisatul Izah (9) salah satu siswa yang menangis itu mengungkapkan, dia teringat Sang Ayah yang meninggal secara menyedihkan akibat tersengat aliran listrik saat mengisi baterai HP beberapa bulan lalu. "Inget Bapak. Tapi sudah nggak bisa ketemu lagi..." katanya sambil terisak-isak berlinang air mata.
Ungkapan Anisatul tak pelak membuat para guru tak kuat menahan haru. Mereka juga ikut berlinang air mata. Namun demikian, acara pembagian santunan dalam rangka memperingati bulan Muharram (syura) tersebut berjalan lancar. Kegiatan yang dibarengkan dengan peringatan tahun baru Hijriyah tersebut dilaksanakan di gedung sekolah setempat itu juga diisi pengajian.
Kepala sekolah SD N 2 Surotrunan, Muharti SPd SD dalam kesempatan tersebut mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan mengajak siswa mengenal budaya Islam
sejak dini. Sekaligus, menanamkan karakter islami, saling berbagi, menghormati dan menjaga kerukunan diantara para siswa.
"Terlebih kepada anak yang sudah tidak punya orang tua. Dengan sedikit santunan tersebut harapannya siswa yang sudah tidak punya orang tua bisa lebih
semangat dalam belajar. Mereka tidak perlu sedih karena teman-teman dan gurunya siap sedia membantunya kapanpun," kata Muharti didampingi guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), Siti Mukodimah (25).
Siti Mukodimah (25) sendiri memberikan penjelasan tentang keistimewaan bulan Muharrom kepada para siswa. Selain itu juga dijelaskan tentang arti kebersamaan dan indahnya berbagi terhadap sesama. Dengan menceritakan riwayat nabi dan mukjizatnya yang bertepatan dengan 10 Muharrom dan kisah nabi yang yatim piatu. "Dengan n membekali anak anak dengan cerita sejarah nabi tentang bulan Muharrom dan 10 syura ini mengajarkan mereka untuk tau makna bulan Muharrom. Harapannya, anak anak akan lebih mudah mengingat dan suatu saat akan menerapkan dalam kehidupan bersosial dengan masyarakat," papar Siti. (saefur/cah)