 |
| saefur/ekspres |
Saat ditemukan ayah kandungnya sendiri, Hajar Budiono (50), jenasah korban sudah mengapung sekitar pukul 04.00 WIB. Kejadian itu sontak membuat geger warga sekitar.
Informasi yang berhasil dihimpun, kejadian mengenaskan ini berawal saat korban menghilang dari rumah sejak Jumat siang (28/10). Saat itu, korban tak seperti biasanya menolak diajak shalat Jumat oleh ayahnya dan memilih tinggal di rumah.
Nah, saat sang ayah pulang dari masjid, korban sudah tak berada di rumah. Hajar Budiono melihat pintu dalam keadaan terbuka menandakan buah hatinya itu pergi dari rumah. Naluri seorang ayah pun mengatakan telah terjadi sesuatu kepada anak tunggalnya tersebut. Benar saja, sampai sore hari, Ahmad Haris Yuwono tak juga pulang ke rumah.
Pencarian besar-besaran pun dilakukan oleh warga sekitar. Warga mencari ke seluruh penjuru desa bahkan pencarian sampai ke alun-alun ke Kebumen. Hingga kemudian Sabtu dini hari, terdengar teriakan minta tolong dari belakang rumah korban.
"Saat itu, saya tengah tiduran di teras mendengar teriakan minta tolong dari rumah Pak Hajar. Setelah saya mendekat, rupanya teriakan itu dari Pak Hajar yang menemukan jenasah Haris mengapung di kubangan resapan drainase belakang rumah," kata Satmoko tetangga korban..
Kejadian itu lantas dilaporkan kepada Mapolsek Buluspesantren yang datang tak lama kemudian. Akhirnya, jenasah Haris dievakuasi dari kubangan sedalam 1,5 meter. Dari hasil pemeriksaan Polisi dan tim medis tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.
Muawin (53) tetangga korban menduga, Haris meninggal karena tenggelam saat bermain di dekat lokasi. "Mungkin dia terpeleset dan tenggelam," katanya sembari mengatakan tinggi badan Ahmad Haris Yuwono sekitar 135 cm.
Meninggalnya Ahmad Haris Yuwono, apalagi dengan cara tragis itupun meninggalkan duka mendalam bagi pihak keluarga. Apalagi, selama ini korban yang merupakan anak satu-satunya pasangan suami istri Hajar Budiono-Ety Kurniasih itu dikenal menderita autis.(saefur/cah)
