IMAM/EKSPRES |
KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Setelah menggelar operasi tangkap tangan (OTT) pada sejumlah pejabat publik di Kebumen Sabtu akhir pekan lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali datang ke Kebumen, Selasa (18/10/2016). Berbeda dari operasi sebelumnya yang "senyap', kali ini KPK melakukan penggeledahan secara besar-besaran.
Sebanyak 18 petugas KPK diterjunkan . Mereka lantas dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 orang untuk menggeledah di setiap titiknya. Sepertinya ada 13 titik yang menjadi sasaran KPK terkait dugaan suap anggaran pendidikan Rp 4,8 miliar di Kabupaten Kebumen itu. Ke-13 titik itu adalah 10 titik di lingkungan kantor Pemkab dan DPRD Kebumen serta 3 titik lainnya di Desa Kebadongan Kecamatan Klirong, di Kelurahan/Kecamatan Kebumen serta di perumahan Prajamukti Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen.
Dari ketigabelas titik itu, KPK dilaporkan membatalkan penggeledahan di perumahan Prajamukti Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen yang merupakan milik Dian Lestari Pertiwi. "Sebenarnya petugas sudah sampai di lokasi, tapi rumah sepi dan pintu dalam keadaan terkunci. Jadi mereka membatalkan penggeledahan," ujar sumber koran ini, kemarin (18/10/2016).
Beberapa tempat yang digeledah diantaranya, ruang Sekda Kebumen H Adi Pendoyo SH MSi, Ruang Administrasi Pembangunan, Ruang Sarpras Dikdas Dinas Dikpora, Ruang Kasi Sarpras Dikmen Dikpora Kebumen, Ruang Kepala Dikpora Kebumen, dan Ruang Kasi Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kebumen, yakni ruang Sigit Widodo.
Pada pukul 11.00 WIB, petugas menggeledah 3 titik yakni di rumah Muhammad Basikun warga RT 3 RW 3 Kelurahan/Kecamatan Kebumen dan rumah Direktur PT OSM Hartoyo di Desa Kedawung Kecamatan Klirong. Di dua tempat ini, petugas KPK mendapat pengamanan dari aparat Polres Kebumen bersenjata laras panjang. Sementara di kantor instansi pemerintah, mereka dikawal Satpol PP Kebumen.
Pada pukul 16.00 WIB, penggeledahan dilakukan di Ruang Kasi Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, kantor Setda Kebumen berturut-turut kantor DPPKAD Kebumen dan DPRD Kebumen. Hingga berita ini ditulis pukul 19.50 WIB, KPK menghentikan penggeledahan dan menggelar rapat tertutup di ruang rapat Setda Kebumen. Dari tempat-tempat itu, KPK membawa sejumlah barang bukti yang dimasukkan dalam koper.
Penggeledahan yang dimulai sejak pukul 11.00 WIB itu baru berakhir pada Senin malam sekitar pukul 19.50 WIB.
Kasi Sarpras Dikmen pada Dinas Dikpora Yasinta mengatakan, dalam pemeriksaan kemarin, KPK membawa sejumlah berkas dari Dikpora Kebumen. Namun, menurutnya tak banyak berkas yang dibawa KPK. “Iya bawa berkas tapi sedikit,” ucapnya.
Dijumpai terpisah, Anggota DPRD Kebumen, Dian Lestari Pertiwi memilih bungkam saat dimintai tanggapannya soal perkembangan dugaan suap anggaran pendidikan Rp 4,8 miliar yang membuatnya sempat menginap di Gedung KPK akhir pekan kemarin. "No comment. Takut salah (omong), "kata Dian ditemui wartawan koran ini di rumahnya Desa/Kecamatan Petanahan, Selasa siang.
Hingga berita ini diturunkan, pukul 23.30 WIB, belum ada pernyataan resmi dari KPK terkait penggeledahan di Kebumen. (mam)
KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Setelah menggelar operasi tangkap tangan (OTT) pada sejumlah pejabat publik di Kebumen Sabtu akhir pekan lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali datang ke Kebumen, Selasa (18/10/2016). Berbeda dari operasi sebelumnya yang "senyap', kali ini KPK melakukan penggeledahan secara besar-besaran.
Sebanyak 18 petugas KPK diterjunkan . Mereka lantas dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 orang untuk menggeledah di setiap titiknya. Sepertinya ada 13 titik yang menjadi sasaran KPK terkait dugaan suap anggaran pendidikan Rp 4,8 miliar di Kabupaten Kebumen itu. Ke-13 titik itu adalah 10 titik di lingkungan kantor Pemkab dan DPRD Kebumen serta 3 titik lainnya di Desa Kebadongan Kecamatan Klirong, di Kelurahan/Kecamatan Kebumen serta di perumahan Prajamukti Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen.
Dari ketigabelas titik itu, KPK dilaporkan membatalkan penggeledahan di perumahan Prajamukti Desa Gemeksekti Kecamatan Kebumen yang merupakan milik Dian Lestari Pertiwi. "Sebenarnya petugas sudah sampai di lokasi, tapi rumah sepi dan pintu dalam keadaan terkunci. Jadi mereka membatalkan penggeledahan," ujar sumber koran ini, kemarin (18/10/2016).
Beberapa tempat yang digeledah diantaranya, ruang Sekda Kebumen H Adi Pendoyo SH MSi, Ruang Administrasi Pembangunan, Ruang Sarpras Dikdas Dinas Dikpora, Ruang Kasi Sarpras Dikmen Dikpora Kebumen, Ruang Kepala Dikpora Kebumen, dan Ruang Kasi Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kebumen, yakni ruang Sigit Widodo.
Pada pukul 11.00 WIB, petugas menggeledah 3 titik yakni di rumah Muhammad Basikun warga RT 3 RW 3 Kelurahan/Kecamatan Kebumen dan rumah Direktur PT OSM Hartoyo di Desa Kedawung Kecamatan Klirong. Di dua tempat ini, petugas KPK mendapat pengamanan dari aparat Polres Kebumen bersenjata laras panjang. Sementara di kantor instansi pemerintah, mereka dikawal Satpol PP Kebumen.
Pada pukul 16.00 WIB, penggeledahan dilakukan di Ruang Kasi Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, kantor Setda Kebumen berturut-turut kantor DPPKAD Kebumen dan DPRD Kebumen. Hingga berita ini ditulis pukul 19.50 WIB, KPK menghentikan penggeledahan dan menggelar rapat tertutup di ruang rapat Setda Kebumen. Dari tempat-tempat itu, KPK membawa sejumlah barang bukti yang dimasukkan dalam koper.
Penggeledahan yang dimulai sejak pukul 11.00 WIB itu baru berakhir pada Senin malam sekitar pukul 19.50 WIB.
Kasi Sarpras Dikmen pada Dinas Dikpora Yasinta mengatakan, dalam pemeriksaan kemarin, KPK membawa sejumlah berkas dari Dikpora Kebumen. Namun, menurutnya tak banyak berkas yang dibawa KPK. “Iya bawa berkas tapi sedikit,” ucapnya.
Dijumpai terpisah, Anggota DPRD Kebumen, Dian Lestari Pertiwi memilih bungkam saat dimintai tanggapannya soal perkembangan dugaan suap anggaran pendidikan Rp 4,8 miliar yang membuatnya sempat menginap di Gedung KPK akhir pekan kemarin. "No comment. Takut salah (omong), "kata Dian ditemui wartawan koran ini di rumahnya Desa/Kecamatan Petanahan, Selasa siang.
Hingga berita ini diturunkan, pukul 23.30 WIB, belum ada pernyataan resmi dari KPK terkait penggeledahan di Kebumen. (mam)
KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Setelah menggelar operasi tangkap tangan (OTT) pada sejumlah pejabat publik di Kebumen Sabtu akhir pekan lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali datang ke Kebumen, Selasa (18/10/2016). Berbeda dari operasi sebelumnya yang "senyap', kali ini KPK melakukan penggeledahan secara besar-besaran.
Penggeledahan yang dimulai sejak pukul 11.00 WIB itu baru berakhir pada Senin malam sekitar pukul 19.50 WIB.
Sebanyak 18 petugas KPK diterjunkan ke Kebumen hari kemarin. Mereka lantas dibagi menjadi tiga kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 orang untuk menggeledah di setiap titiknya. Setidaknya ada 13 titik yang menjadi sasaran KPK terkait dugaan suap anggaran pendidikan Rp 4,8 miliar di Kabupaten Kebumen. Usai penggeledahan, petugas mengamankan sejumlah barang dan dokumen yang dimasukkan koper hingga tas kresek.
Beberapa tempat yang digeledah diantaranya, ruang Sekda Kebumen H Adi Pendoyo SH MSi, Ruang Administrasi Pembangunan, Ruang Sarpras Dikdas Dinas Dikpora, Ruang Kasi Sarpras Dikmen Dikpora Kebumen, Ruang Kepala Dikpora Kebumen, dan Ruang Kasi Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kebumen, yakni ruang Sigit Widodo.
Selain di instansi pemerintahan, penggeledahan juga dilakukan di rumah Muhammad Basikun Mualim warga RT 3 RW 3 Kelurahan/Kecamatan Kebumen. KPK juga melakukan penggeledahan di salah satu rumah di perumahan Prajamukti Desa Gemeksekti Kebumen dan rumah Hartoyo di Desa Kedawung Kecamatan Klirong. Untuk di perumahan Prajamukti, kabarnya KPK tak jadi masuk ke rumah karena dalam keadaan terkunci.
Petugas KPK, juga menggeledah rumah Hartoyo, pengusaha yang diduga menjadi otak suap anggota DPRD Kebumen dan saat ini berstatus buron KPK. Pantauan koran ini, petugas datang ke rumah Hartoyo di Desa Kebadongan Kecamatan Klirong, sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka datang berombongan dengan dua mobil. Petugas KPK menggunakan mobil sendiri dikawal aparat Polres Kebumen dalam mobil lain. Aparat polres itu bersenjata lengkap.
Adapun penggeledahan yang dilaksanakan di Ruang Kasi Pemasaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dimulai pukul Sekitar 16.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB. Sedangkan penggledahan pada Dinas Dikpora dimulai dari pukul 17.00 hingga malam. Begitu juga penggledahan yang dilakukan di kantor Setda Kebumen. Dari tempat tersebut, KPK melanjutkan penggeledahan di kantor DPPKAD Kebumen. Hingga berita ini ditulis, sekitar pukul 19.50, KPK menggelar rapat tertutup di ruang rapat Setda Kebumen.
Selama operasi berlangsung, sejumlah pejabat di Kebumen terlihat berada di kantor. Namun, mereka tidak mau berkomentar. Kalaupun ada yang mau berkomentar, tak banyak yang mereka sampaian. Kasi Sarpras Dikmen pada Dinas Dikpora Yasinta mengatakan, dalam pemeriksaan kemarin, KPK membawa sejumlah berkas dari Dikpora Kebumen. Namun, menurutnya tak banyak berkas yang dibawa KPK. “Iya bawa berkas tapi sedikit,” ucapnya.
Dijumpai terpisah, Anggota DPRD Kebumen, Dian Lestari Pertiwi memilih bungkam saat dimintai tanggapannya soal perkembangan dugaan suap anggaran pendidikan Rp 4,8 miliar yang membuatnya sempat menginap di Gedung KPK akhir pekan kemarin. "No comment. Takut salah (omong), "kata Dian ditemui wartawan koran ini di rumahnya Desa/Kecamatan Petanahan, Selasa siang.
Hingga berita ini diturunkan, pukul 23.30 WIB, belum ada pernyataan resmi dari KPK terkait penggeledahan di Kebumen. (mam)