KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Supardi (52), warga RT 1 RW 2 Desa Purwodeso Kecamatan Sruweng harus meninggal setelah tersengat listrik saat sedang bekerja memlester dinding SMK Farmasi Bakti Husada Kecamatan Karanganyar Rabu (30/11/2016). Saat kejadian, jenasahnya berada di atas ketinggian 7 meter dari atas tanah.
Dengan kondisi seperti itu, ditambah sempitnya jalur evakuasi, petugas sempat bekerja keras saat akan menurunkan jenasah pria malang itu. Butuh waktu sekitar 1 jam bagi petugas untuk mengevakuasi sepenuhnya jazad korban.
Salah satu saksi mata, Ahmad mengatakan kejadian tersebut sekitar pukul 13.20 WIB. Berawal saat korban yang tengah menambah penyangga (stagger) bambu secara tak sengaja menyenggol kabel listrik yang berada tak jauh dari lokasi. Karena bambu masih basah, korban tersengat listrik tegangan tinggi.
Korban lantas terpental hingga terkapar di steger bambu yang berada di lantai dua dengan ketinggian tak kurang dari 7 meter dari atas tanah tersebut. Belakangan diketahui, korban meninggal seketika di tempat kejadian.
Selanjutnya, warga melaporkannya kepada aparat kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen. Sekitar pukul 14.00 WIB, evakuasi baru bisa dilakukan karena menunggu pemutusan listrik oleh PLN.
Setelah listrik dipadamkan, petugas BPBD Kebumen mengevakuasi korban. Evakuasi dilakukan dengan cara estafet karena terkendala terkendala ketinggian dan jalur evakuasi yang sempit. Selain Petugas BPBD, evakuasi juga melibatkan kepolisian dan PMI. Sekitar satu jam kemudian, evakuasi sepenuhnya bisa dilakukan. Korban lantas dibawa ke RS terdekat.
Kapolres Kebumen AKBP Alpen SH SIK MH melalui Kasatreskrim Polres Kebumen AKP Willy Budiyanto membenarkan peristiwa tersebut. AKP Willy mengatakan, korban meninggal karena tersengat listrik tegangan tinggi. Agar kejadian seperti ini tak berulang, AKP Willy menghimbau agar dalam bekerja memperhatikan faktor keamanan. Sebab dalam kejadian di Karanganyar, ada unsur kelalaian dari korban. "Korban diketahui tidak menggunakan sepatu bot saat bekerja. Padahal yang lain sudah mengenakan. Sebelum kejadian, korban sudah diperingatkan oleh rekan-rekannya namun tak diindahkan. Jadi kami berharap lain kali agar lebih berhati-hati dan benar-benar memperhatikan keselamatan kerja," ujar Willy. (saefur/cah)
Dengan kondisi seperti itu, ditambah sempitnya jalur evakuasi, petugas sempat bekerja keras saat akan menurunkan jenasah pria malang itu. Butuh waktu sekitar 1 jam bagi petugas untuk mengevakuasi sepenuhnya jazad korban.
Salah satu saksi mata, Ahmad mengatakan kejadian tersebut sekitar pukul 13.20 WIB. Berawal saat korban yang tengah menambah penyangga (stagger) bambu secara tak sengaja menyenggol kabel listrik yang berada tak jauh dari lokasi. Karena bambu masih basah, korban tersengat listrik tegangan tinggi.
Korban lantas terpental hingga terkapar di steger bambu yang berada di lantai dua dengan ketinggian tak kurang dari 7 meter dari atas tanah tersebut. Belakangan diketahui, korban meninggal seketika di tempat kejadian.
Selanjutnya, warga melaporkannya kepada aparat kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen. Sekitar pukul 14.00 WIB, evakuasi baru bisa dilakukan karena menunggu pemutusan listrik oleh PLN.
Setelah listrik dipadamkan, petugas BPBD Kebumen mengevakuasi korban. Evakuasi dilakukan dengan cara estafet karena terkendala terkendala ketinggian dan jalur evakuasi yang sempit. Selain Petugas BPBD, evakuasi juga melibatkan kepolisian dan PMI. Sekitar satu jam kemudian, evakuasi sepenuhnya bisa dilakukan. Korban lantas dibawa ke RS terdekat.
Kapolres Kebumen AKBP Alpen SH SIK MH melalui Kasatreskrim Polres Kebumen AKP Willy Budiyanto membenarkan peristiwa tersebut. AKP Willy mengatakan, korban meninggal karena tersengat listrik tegangan tinggi. Agar kejadian seperti ini tak berulang, AKP Willy menghimbau agar dalam bekerja memperhatikan faktor keamanan. Sebab dalam kejadian di Karanganyar, ada unsur kelalaian dari korban. "Korban diketahui tidak menggunakan sepatu bot saat bekerja. Padahal yang lain sudah mengenakan. Sebelum kejadian, korban sudah diperingatkan oleh rekan-rekannya namun tak diindahkan. Jadi kami berharap lain kali agar lebih berhati-hati dan benar-benar memperhatikan keselamatan kerja," ujar Willy. (saefur/cah)