KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Beredarnya kabar Pemerintah akan mengimpor "pacul" dari Tiongkok membuat para perajin cangkul di Kabupaten Kebumen resah. Bila kabar itu benar, para perajin cangkul di Kebumen khawatir makin terpinggirkan.
Salah satu pengrajin pacul warga RT 2 RW 5 Dukuh Wanalela Desa Purwodeso Kecamatan Sruweng Basiran (60) mengatakan, tanpa pemerintah mengimpor pacul dari Tiongkok saja, usaha mereka sudah kembang kempis.Keberadaan produk Tiongkok yang banyak beredar di Indonesia dapat mematikan usaha kecil. “Seharusnya pemerintah melindungi usaha kecil, bukan malah seperti ini,” tuturnya, Kamis (3/11).
Kakek enam cucu ini menegaskan, pemerintah Jokowi tak perlu mengimpor cangkul dari Tiongkok. Sebab, kualitas pacul produk lokal sebenarnya tidak kalah dengan buatan negeri Tirai Bambu. Justru kualitas lokal malah lebih baik. Hal itu bisa dilihat dari kualitas besi dan garapannya. Besi yang digunakan untuk bahan pembuatan pacul lokal jauh lebih baik. “Kalau kami membuat dengan cara dipande (ditempa) sehingga produk yang dihasilkan benar-benar berkualitas. Kalau buatan pabrik mungkin dipres,” terang pria yang sudah membuat cangkul sejak masih berusia belasan tahun itu.
Dijelaskannya, pihaknya sudah beberapa kali diminta oleh seseorang untuk memperbaharui pacul buatan Tiongkok. Alasannya pacul dari negeri itu kurang tajam. Selain itu jika digunakan untuk mencangkul tanah juga lengket. Padahal pacul yang baik adalah tajam dan tidak lengket dengan tanah. “Hal itu akan mempermudah saat digunakan,” paparnya.
Basiran menambahkan, reparasi yang dilakukan untuk memperbaharui pacul yakni dengan cara dipande ulang. Pacul dibakar dan dilapisi kembali dengan baja. Tak kalah peting bagian pacul yang tajam juga ditempa dan dilapisi kembali. Dengan dengan demikian maka pacul akan menjadi licin dan tidak lengket.
“Kami berharap kepada pemerintah untuk melindungi para usaha kecil, salah satunya dengan membantu penasaran pacul. Jika pemerintah terus menggencarkan impor maka yang terjadi usaha kecil akan mati. Padahal mayoritas masyarakat Kebumen, adalah pengusaha kecil dan buruh,” ucapnya, sembari mengatakan satu unit pacul kualitas biasa dihargainya Rp 24 ribu. (mam)
Salah satu pengrajin pacul warga RT 2 RW 5 Dukuh Wanalela Desa Purwodeso Kecamatan Sruweng Basiran (60) mengatakan, tanpa pemerintah mengimpor pacul dari Tiongkok saja, usaha mereka sudah kembang kempis.Keberadaan produk Tiongkok yang banyak beredar di Indonesia dapat mematikan usaha kecil. “Seharusnya pemerintah melindungi usaha kecil, bukan malah seperti ini,” tuturnya, Kamis (3/11).
Kakek enam cucu ini menegaskan, pemerintah Jokowi tak perlu mengimpor cangkul dari Tiongkok. Sebab, kualitas pacul produk lokal sebenarnya tidak kalah dengan buatan negeri Tirai Bambu. Justru kualitas lokal malah lebih baik. Hal itu bisa dilihat dari kualitas besi dan garapannya. Besi yang digunakan untuk bahan pembuatan pacul lokal jauh lebih baik. “Kalau kami membuat dengan cara dipande (ditempa) sehingga produk yang dihasilkan benar-benar berkualitas. Kalau buatan pabrik mungkin dipres,” terang pria yang sudah membuat cangkul sejak masih berusia belasan tahun itu.
Dijelaskannya, pihaknya sudah beberapa kali diminta oleh seseorang untuk memperbaharui pacul buatan Tiongkok. Alasannya pacul dari negeri itu kurang tajam. Selain itu jika digunakan untuk mencangkul tanah juga lengket. Padahal pacul yang baik adalah tajam dan tidak lengket dengan tanah. “Hal itu akan mempermudah saat digunakan,” paparnya.
Basiran menambahkan, reparasi yang dilakukan untuk memperbaharui pacul yakni dengan cara dipande ulang. Pacul dibakar dan dilapisi kembali dengan baja. Tak kalah peting bagian pacul yang tajam juga ditempa dan dilapisi kembali. Dengan dengan demikian maka pacul akan menjadi licin dan tidak lengket.
“Kami berharap kepada pemerintah untuk melindungi para usaha kecil, salah satunya dengan membantu penasaran pacul. Jika pemerintah terus menggencarkan impor maka yang terjadi usaha kecil akan mati. Padahal mayoritas masyarakat Kebumen, adalah pengusaha kecil dan buruh,” ucapnya, sembari mengatakan satu unit pacul kualitas biasa dihargainya Rp 24 ribu. (mam)