 |
| SRI PUTJIWATI/RADAR KUDUS |
Rumah Purwono tampak ramai kemarin. Tetangga dan saudara silih berganti mendatangi rumah yang masih baru dan belum dicat itu. Bahkan, isak tangis terdengar dari istrinya, Aryanti, 23. Beberapa kali perempuan itu menyeka air matanya. Wajahnya pucat dan terlihat sayu. Matanya sembab karena sudah dua hari ini bersedih. Dia khawatir dan mencemaskan laki-laki yang menikahinnya sekitar tiga tahun lalu.
Sesekali, Aryanti hanya melihat para tetangga yang datang ke rumah dengan pandangan kosong. Tidak ada semangat. Bahkan tidak ada satu patah pun kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Dia hanya termenung duduk di atas kursi sofa. Di sampingnya ada air dan biskuit. Namun tidak disentuh olehnya. Karena tubuhnya terasa lemas, dia pun kadang memilih tiduran di sofa tersebut.
Di sekelilingnya, ada keluarga Aryanti dan Purwono. Salah satunya kakak perempuan Purwono, Muryati, 40, warga setempat. Muryati terus memegang foto pernikahan adiknya itu. Sesekali dirinya mengelus-elus foto wajah adiknya itu sambil bertaka “Nang ndi koe le”.
Muryati mengatakan, adiknya itu berangkat melaut pada Jumat (18/11) pukul 08.00. Tidak ada firasat apa-apa. Seperti biasanya, sebelum berangkat Purwono selalu berpesan kepada keluarganya untuk menjaga kesehatan baik-baik dan meminta doa supaya dirinya selamat saat melaut hingga pulang ke rumah.
”Saya mendapat kabar kapal yang dinakhodai adik saya terlibat kecelakaan dari tetangga yang mempunyai radio frekuensi. Saya kaget dan langsung menghubungi istrinya. Aryati (istrinya) langsung shock. Sudah dua hari ini susah makan,” ucapnya.
Keluarganya hanya berharap, Purwono segera ditemukan dalam keadaan selamat. Korban masih muda dan meninggalkan satu anak laki-laki berusia dua tahun. Korban merupakan sosok laki-laki yang sangat menyayangi keluarganya. (put/lil)
