FUAD/EKSPRES |
Meski jadi-jadian, namun tampilan pocong cukup menyeramkan dengan dandanan dan make up tebal plus kain putih polos yang menutupi seluruh bagian tubuh si Pocong.
Begitu ada pengguna jalan lewat, si Pocong langsung beraksi dan mencoba menghentikan pengendara. Kontan saja, pengguna jalan pun terkaget-kaget. Apalagi disamping si pocong ada dua orang yang terlihat dalam kondisi luka parah. Salah satunya bahkan harus duduk di kursi roda dengan kondisi tubuh terbalut perban.
Tapi ketegangan itu perlahan mencair karena si pocong ini ternyata baik hati. Bagaimana tidak, dia membagi-bagikan souvenir, mulai dari stiker, gantungan kunci, balon bahkan hingga makanan lanting kepada pengguna jalan.
Tontonan di pinggir jalan itu merupakan aksi teatrikal yang ditampilkan Satlantas Polres Kebumen dalam rangka Kampanye keselamatan berlalu lintas yang mengambil tema Saber Lanting, akronim dari Sadar Berlalulintas itu Penting. "Teatrikal ini merupakan inovatif Satlantas Polres Kebumen untuk menekan angka kecelakaan di jalan raya. Momennya juga tepat karena kami juga tengah menggelar Operasi Zebra 2016," ujar Kasatlantas Polres Kebumen AKP Aditya Mulya Ramdhani SIK didampingi Kanit Reg Ident Iptu Tedjo Suwono disela-sela kegiatan.
Disinggung soal dilibatkannya pocong dalam kampanye keselamatan ini, Aditya menuturkan jika pocong-pocongan tersebut sebagai ilustrasi himbauan agar para pengguna jalan tidak mengikuti langkah mereka yang telah 'mati' sia-sia karena kecelakaan lalu lintas.
Karena itu, dalam aksinya si Pocong yang diperankan anggota komunitas motor Kebumen itu juga sejumlah spanduk. Antara lain bertuliskan ”Akibat ugal-ugalan di jalan" Cukup kami yang jadi korban laka lantas, jangan ada lagi".
"Si Pocong ini bukan untuk menakut-nakuti pengendara, tapi kehadirannya untuk memberikan imbauan kepada pengendara agar jangan jadi seperti ini (pocong-red). Tujuan utama kami adalah membangun dan menanamkan kesadaran berlalu lintas kepada masyarakat agar tertib di jalan untuk menekan angka kecelakaan. Prinsipnya kalau jumlah pelanggaran turun, angka kecelakaan juga ikut turun karena kecelakaan biasanya dipicu dari pelanggaran," bebernya.
Kegiatan kampanye yang dimulai sekitar pukul 13.30 WIB ini juga diikuti anggota Satpol PP, TNI, klub-klub motor serta siswa sekolah.
Pada kesempatan itu, sejumlah pengendara juga diberhentikan dan diberi konseling terkait pelanggaran lalu lintas yang dilakukan. Sebagian besar yang dihentikan adalah pengendara yang memboncengkan anak tanpa menggunakan helm. Mereka berdalih jika anak-anak belum butuh helm saat dibonceng.
"Persepsi ini salah kaprah. Helm bukan aksesoris tapi alat yang bisa menyelamatkan kita jika terjadi kecelakaan," tegasnya.
Dijelaskan Aditya, Operasi Zebra digelar selama 14 hari sejak 16-29 November 2016 mendatang. Hingga hari ketiga, tercatat sudah ada sekitar 240 pengendara yang terjaring razia. Pelanggaran yang dilakukan adalah tidak menggunakan helm, melanggar rambu/marka, menerobos lampu merah dan tidak menggunakan sabuk keselamatan. (has)