KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Tak berlebihan kiranya bila menyebut Kebumen diguncang bencana,Jumat (18/11/2016). Selain banjir, longsor gempa juga sempat mengagetkan sejumlah warga di Kebumen.
Seperti yang dirasakan Yoyo (37) warga Kecamatan Buluspesantren ini. Di wilayahnya memang tak terjadi bencana banjir atau longsor. Namun, dia merasakan guncangan gempa pada Jumat pagi sekitar puku 09.21 WIB. "Guncangannya sangat terasa. Lampu sempat bergoyang. Namun hanya sekitar 10 detik,"katanya.
Namun, sejumlah warga lain mengaku tak merasakannya. Mereka mengaku tak merasakan adanya gempa pada pagi itu.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Dr Daryono SSiMSi mengatakan, gempa yang terjadi pada Jumat pagi adalah gempa bumi tektonik yang mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Hasil analisis pendahuluan yang dikeluarkan oleh BMKG pada 5 menit pertama menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M5,3," katanya dalam pers rilis kepada media.
Baca juga:
(Gempa Cilacap Terasa di Kebumen)
http://www.kebumenekspres.com/2016/11/gempa-cilacap-terasa-di-kebumen.html
Menurutnya, dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan di Yogyakarta, Bantul, Wates, Magelang, Klaten, dan Wonosari pada skala intensitas II SIG-BMKG atau III MMI. Menurut laporan, di daerah ini guncangan gempabumi dirasakan oleh banyak orang bahkan beberapa warga berlarian keluar rumah. "Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan sebagai akibat dampak gempabumi," katanya.
Baca juga:
(Gempa Jogja, Warga Kebumen Panik, Berhamburan ke Luar Rumah)
Ditinjau dari kedalamannya, gempabumi ini merupakan jenis gempabumi dengan kedalaman dangkal. Gempabumi ini terjadi akibat aktivitas penunjaman lempeng. Dalam hal ini lajur subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju sekitar 70 mm/tahun dan mengalami patahan pada kedalaman 56 km dan memicu terjadinya gempabumi. "Kepada warga masyarakat pesisir pantai selatan Yogyakarta, dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpencing isu karena gempabumi yang terjadi ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya.
Tiga hari sebelumnya, persinya Selasa (15/11/2016) gempa berkekuatan 4,7 Sekala Richter (SR) yang terjadi di perairan Tenggara Cilacap dengan kedalaman 10 KM, juga dirasakan di Kebumen. Sejumlah warga mengaku terkejut dengan adanya kejadian tersebut.
Di Kebumen, gempa terasa sekitar 10 detik. Namun demikian tidak menimbulkan panik berlebih. Bahkan banyak diantara warga mengaku tak merasakan gempa.
(cah/saefur)
Seperti yang dirasakan Yoyo (37) warga Kecamatan Buluspesantren ini. Di wilayahnya memang tak terjadi bencana banjir atau longsor. Namun, dia merasakan guncangan gempa pada Jumat pagi sekitar puku 09.21 WIB. "Guncangannya sangat terasa. Lampu sempat bergoyang. Namun hanya sekitar 10 detik,"katanya.
Namun, sejumlah warga lain mengaku tak merasakannya. Mereka mengaku tak merasakan adanya gempa pada pagi itu.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Dr Daryono SSiMSi mengatakan, gempa yang terjadi pada Jumat pagi adalah gempa bumi tektonik yang mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Hasil analisis pendahuluan yang dikeluarkan oleh BMKG pada 5 menit pertama menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M5,3," katanya dalam pers rilis kepada media.
Baca juga:
(Gempa Cilacap Terasa di Kebumen)
http://www.kebumenekspres.com/2016/11/gempa-cilacap-terasa-di-kebumen.html
Menurutnya, dampak gempa bumi berupa guncangan dirasakan di Yogyakarta, Bantul, Wates, Magelang, Klaten, dan Wonosari pada skala intensitas II SIG-BMKG atau III MMI. Menurut laporan, di daerah ini guncangan gempabumi dirasakan oleh banyak orang bahkan beberapa warga berlarian keluar rumah. "Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan sebagai akibat dampak gempabumi," katanya.
Baca juga:
(Gempa Jogja, Warga Kebumen Panik, Berhamburan ke Luar Rumah)
Ditinjau dari kedalamannya, gempabumi ini merupakan jenis gempabumi dengan kedalaman dangkal. Gempabumi ini terjadi akibat aktivitas penunjaman lempeng. Dalam hal ini lajur subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia dengan laju sekitar 70 mm/tahun dan mengalami patahan pada kedalaman 56 km dan memicu terjadinya gempabumi. "Kepada warga masyarakat pesisir pantai selatan Yogyakarta, dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpencing isu karena gempabumi yang terjadi ini tidak berpotensi tsunami," ujarnya.
Tiga hari sebelumnya, persinya Selasa (15/11/2016) gempa berkekuatan 4,7 Sekala Richter (SR) yang terjadi di perairan Tenggara Cilacap dengan kedalaman 10 KM, juga dirasakan di Kebumen. Sejumlah warga mengaku terkejut dengan adanya kejadian tersebut.
Di Kebumen, gempa terasa sekitar 10 detik. Namun demikian tidak menimbulkan panik berlebih. Bahkan banyak diantara warga mengaku tak merasakan gempa.
(cah/saefur)