ISTIMEWA |
Program inovasi dari salah satu Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kebumen itu sejalan dengan program Bupati Kebumen Ir H Mohammad Yahya Fuad SE.
Kepala UP3 Kebumen Aris Eko Sulistiyono mengatakan, sebenarnya sudah lama terdapat klinik berhenti merokok. Namun sifatnya hanya melayani internal. "Ke depan kami akan promosi serta melakukan inovasi kegiatan dengan menggandeng sekolah-sekolah," katanya.
Duta anti merokok yang dibentuk di SMK Batik Sakti 1 Kebumen dan SMK Taman Karya Kebumen masing-masing terdapat 10 anak. Pembentukannya dihadiri sekretaris Dinkes Kebumen Suprayitno yang dilanjutkan dengan penetapan kawasan tanpa rokok di masing-masing sekolah tersebut.
Aris menambahkan, pembentukan duta anti rokok ini sebagai pilot project yang akan di tindaklanjuti pada 2017 di sekolah lain. Duta anti merokok yang sudah dibentuk dan mendapat pelatihan itu pun memiliki tugas memberikan penyuluhan dan sosialisasi bahaya merokok kepada teman-temannya serta para guru. Sosialisasi antara lain melalui pemutaran film bahaya merokok dan pemasangan stiker.
Sebelumnya, para duta anti merokok itu mendapat pendidikan dan pelatihan serta konseling dari petugas UP3 Kebumen yakni Nugroho Arif Budiono, Mimien Dwi Arimbi, dan Agung Nuringtyas. Mereka memaparkan tentang bahaya merokok antara lain kanker, impotensi, dan gangguan janin. Selain itu memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara berhenti merokok yang ditangani secara khusus di klinik UP3.
"Ada empat cara untuk berhenti merokok yaitu diawali dengan niat seraya memberi jeda atau diundur, misalnya pada pagi pukul 07.00 diundur pukul 10.00. Selanjutnya mengurangi jumlah per batang, berhenti total, dan diberi obat," terang Agung.
Selain melakukan inovasi dengan membentuk duta anti merokok, UP3 Kebumen juga memiliki inovasi dalam pelayanan yakni rongsen dan laboratorium dengan sistem komputerisasi dan tahun ini mulai ada pelayanan dokter spesialis paru dan radiolog. (mam)