WONOGIRI—Hujan deras yang mengguyur wilayah Wonogiri berakibat Waduk Tandon di Krisak, Kecamatan Selogiri meluap. Meski cepat surut, setidaknya empat desa di kecamatan tersebut terkena dampak luapan waduk peninggalan Belanda itu. Selain itu, hujan juga menyebabkan tanah longsor di beberapa kecamatan. Salah satunya di Kecamatan Puh Pelem yang memutus jalan antardusun.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri Bambang Haryanto mengatakan, hujan dengan intensitas sedang berlangsung Minggu (27/11) mulai pukul 19.00 selama dua jam lebih. Akibatnya, kondisi air Waduk Krisak meningkat, sehingga terjadi limpasan sekitar 63 cm dari kondisi normal. Dampaknya terjadi banjir di sekitar sungai daerah hilir.
“Melimpah hingga ketinggian bertambah dari kondisi normal 12,76 meter menjadi 13,39 meter. Naik 63 centimeter sehingga air melimpas,” kata Bambang, Senin kemarin (28/11).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri Bambang Haryanto mengatakan, hujan dengan intensitas sedang berlangsung Minggu (27/11) mulai pukul 19.00 selama dua jam lebih. Akibatnya, kondisi air Waduk Krisak meningkat, sehingga terjadi limpasan sekitar 63 cm dari kondisi normal. Dampaknya terjadi banjir di sekitar sungai daerah hilir.
“Melimpah hingga ketinggian bertambah dari kondisi normal 12,76 meter menjadi 13,39 meter. Naik 63 centimeter sehingga air melimpas,” kata Bambang, Senin kemarin (28/11).
Lebih lanjut dikatakan Banbang, banjir dengan ketinggian rata-rata 50 cm sampai 80 cm menerjang wilayah Desa Singodutan, Kelurahan Kaliancar, Desa Gemantar dan Desa Jaten. Semuanya di Kecamatan Selogiri. Dampak kejadian tersebut mengakibatkan tiga rumah warga, satu masjid dan satu Balai Lingkungan Brajan, Kelurahan Kaliancar terkena dampak banjir. Kondisi lainnya, air masuk pekarangan rumah warga.
“Dalam peristiwa tersebut, tidak ada korban jiwa. Kondisi air sungai normal kembali 2,5 jam kemudian,” ujarnya.
Bambang melanjutkan, dampak dari hujan disertai angin kencang pada Minggu (27/11) sekitar pukul 17.10 mengakibatkan pohon tumbang. Akibatnya warung milik Sumadi, 48 di Desa Miricinde, Kecamatan Purwantoro tertimpa pohon. Kerugian kerusakan bangunan warung sekitar Rp 12 juta.
“Dampak dari hujan intensitas sedang dalam waktu lebih dari 1,5 jam pada Minggu (27/11) sekitar pukul 18.30 juga tanah longsor,” tambahnya.
Tanah longsor, kata Bambang, berdampak menutup akses jalan Lingkunga Growong dan Lingkungan Ngledhok Gunung Santren Kelurahan Giriharjo, Kecamatan Puhpelem terputus. Untuk sementara, jalan tidak bisa dilalui. “Hari ini upaya penanganan sementara dilakukan pengalihan jalur jalan dan untuk pemulihan kembali akan diagendakan secara bersama dengan warga, BPBD dan TNI/Polri,” tegasnya. (kwl/bun)
Berita Terbaru :
- Demi Akselerasi Program, Ahmad Luthfi Ajak OPD Belanja Masalah
- Kharisma Swalayan Gelar Baksos, Bupati Bagikan 2.800 Paket Sembako
- 5 Rekomendasi Jam Tangan Tag Heuer untuk Pria
- Hari Pertama Puasa, Nelayan Pilih Libur Melaut
- Pasar Sruni Alian Jadi Tempat Favorit Ngabuburit
- Sabu, Dua Pemuda Ditangkap Satresnarkoba Polres Kebumen
- Mulai Bertugas, Bupati Lilis Nuryani "Tilik" Pendopo