KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Warga Desa Jatinegoro, Kecamatan Sempor mengaku resah menyusul adanya kasus demam berdarah (DB) yang menyerang wilayah setempat. Setidaknya sudah ada empat orang yang menderita DB, dan warga khawatir penyakit ini meluas.
Mereka yang sudah menderita DB, antara lain Ika Budiarti (24) dan sepupunya Chairul Ikwanudin (25). Selain keduanya, ada Agus Sambudi dan Dwi Hastuti (49). Dwi tidak lain adalah istri aktivis NU, KH Ahmad Riyanto. Akibat serangan Demam Berdarah (DB) Dwi, harus menginap di RS Palang Biru selama sepekan.
Kepada Ekspres Suwesti (54) orang tua Ika Budiarti menuturkan, meski serangan DB tidak menimbulkan korban jiwa, namun hal itu nyata-nyata membuat warga resah. Apalagi, wilayah mereka sebenarnya tergolong bersih dan rapi. Namun itu tal lantas mereka aman dari serangan nyamuk Aedes Aegypti.
Warga berharap ada penanganan dari Pemerintah Kebumen berupa fogging. Dengan demikian maka masyarakat akan merasa lebih aman. “Kita tidak tahu, kapan nyamuk akan menyerang, namun adanya korban membuktikan bahwa nyamuk masih berkeliaran. Kami berharap ada fogging,” paparnya.
Beberapa upaya, seperti menjaga kebersihan lingkungan pun sudah dilaksanakan oleh warga. Namun fakta menunjukkan masih adanya korban yang terserang DB. Bahkan terdapat empat orang dalam satu lingkungan. “Saya berharap tidak ada lagi yang terserang DB,” ungkapnya, Minggu (25/12/2016).
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Ahmad Riyanto. Menurutnya, kondisi istrinya memang sudah membaik. Selain itu sudah terlihat ada upaya dari dari Puskesmas Sempor dengan turun ke lapangan. Kendati demikian hingga kini belum dilaksanakan fogging, masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati dan menjaga kebersihan agar tidak ada lagi korban. “Harapan dari masyarakat ya dilakukan fogging. Ini biar rasa was-was berkurang,” jelasnya.
Riyanto menambahkan, keselamatan jiwa tentunya harus lebih diutamakan dari apapun. Pihaknya berharap, tidak ada korban jiwa akibat serangan DB. Maka dari itu diperlukan dukungan dan peran serta pemerintah. “Jika rasa was-was terus berlanjut, ini juga tidak baik untuk masyarakat,” ucapnya. (mam)