ILLUSTRASI |
Informasi yang dihimpun koran ini, perbuatan keji itu dilakukan sekitar pukul 07.00. Saat itu, M Azka pergi bersama ayahnya Sukimin, 35, ke sawah pukul 06.00. Layaknya kebiasaan warga di sana, setiap orang yang bekerja di sawah seringkali dibawakan makanan. Hal itu pula yang dilakukan Siti Marhaman. Dia menyusul ke sawah untuk membawakan sarapan suami dan anaknya.
Seusai mengantar makanan dan mau pulang, korban minta balik ke rumah bersama tersangka. Keduanya pun pulang bareng. Sesampainya di rumah, diduga penyakit gila yang diderita tersangka kambuh. Siti pun tiba-tiba pergi ke dapur mengambil pisau. Seketika itu pula, anaknya yang masih duduk di bangku TK Al Firdaus Wirosari, digorok lehernya. Darah pun mengalir. Korban tewas mengenaskan.
Tersangka lantas menyeret anaknya ke ruang tengah. Siti kemudian tertawa, setelah itu termenung sendiri. Beberapa saat kemudian, suami tersangka pulang dan masuk ke rumah. Dia memanggil anaknya, tetapi tidak ada jawaban.
Ketika ditanya, istrinya yang sedang duduk malah tertawa. Ketika melihat ke lantai, Sukimin shock. Dia melihat anaknya tewas bersimbah darah dengan leher bekas digorok. Ayah korban kemudian keluar rumah dan meminta tolong warga. Selang beberapa saat petugas Polsek Wirosari mengamankan lokasi dan memasang garis polisi. Akibat kejadian itu, ratusan warga sekitar datang karena ingin melihat secara dekat. Sedangkan anak pertamanya, M Faiz, 8, yang duduk di kelas II SD IT Wirosari, masih enggan pulang karena takut. Dia berada di rumah Ketua RW 1 Kasmin.
Ayah korban, Sukimin tidak menyangka terjadi hal tragis itu. Dia sangat menyesal anaknya diperbolehkan ikut pulang bersama tersangka setelah dari sawah. ”Siti Marhamah mempunyai riwayat penyakit jiwa sejak sebelum menikah. Jika nggak kambuh seperti orang normal dan bisa dagang. Tapi kalau sedang kambuh, seenaknya sendiri,” kata Ketua RW 1 Desa Tambakselo, Kasmin.
Selain diketahui mempunyai gangguan jiwa, tersangka juga dikenal pendiam. Aktivitasnya, sehari-hari berjualan di warung rumahnya sendiri. Kepada warga, Siti selama ini dikenal baik. Termasuk tidak ada permasalahan dengan keluarga. ”Dia (tersangka) pernah dirawat di RSJ Semarang. Sudah sembuh, tapi ini kumat lagi. Selain stres, Siti juga terkena penyakit lupa ingatan,” ujarnya.
Kapolres Grobogan AKBP Agusman Gurning mengatakan, kejadian pembunuhan ibu bunuh anaknya ini, sementara adalah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Korban tewas karena mengalami luka di leher akibat sabetan senjata tajam. Dari hasil pemeriksaan, di leher korban terdapat luka sepanjang 10 cm. ”Tersangka (ibunya Red) sudah diamankan. Kami masih menyelidiki peristiwa ini,” kata kapolres didampingi Kasatreskrim AKP Eko Adi.
Ketika ditanya soal gangguan kejiwaan yang dimiliki tersangka, pihaknya masih mendalaminya. Petugas akan bekerjasama dengan RSJ di Semarang dan Dokter Polisi untuk mengetahui benar tidaknya gangguan jiwa. ”Apakah ini karena penyakit kejiwaan akan diperiksa lebih lanjut. Barang bukti sudah kami amankan. Di antaranya, pisau dapur, bercak darah, pakaian, dan lainnya,” tandasnya. (mun/lil)