ISTIMEWA |
Yang lebih mengkhawatirkan, para penderita HIV/Aids di Kebumen tak pandang usia. Dari balita hingga orang tua. Rinciannya, ada 19 kasus HIV Aids pada usia 0-4 tahun, 5-9 tahun (5 kasus), 15-19 tahun (20 kasus), 20-24 tahun (74 kasus) dan 25-29 tahun (117 kasus. Berikutnya, pada usia 30-34 tahun mencapai 141 kasus, usia 35-39 tahun mencapai 110 kasus, usia 40-44 mencapai 62 kasus, usia 45-49 mencapai 46 kasus dan usia 50 tahun ke atas tercatat 50 kasus.
Pun demikian dari latar belakang penderita juga beragam. Dari karyawan swasta bahkan ibu rumah tangga. Bila dilihat dari kasusnya, ada 244 penderita HIV dan AIDS 396 orang. Sementara sisanya, yakni 203 penderita meninggal dunia.
Tingginya kasus HIV/Aids di Kebumen dibenarkan oleh Sekretaris KPA Kabupaten Kebumen Siti Nuriyatun Fauziah. Pada tahun 2003-2014 penyandang HIV/AIDS di Kebumen baru ditemukan 11 kasus saja. Jumlah itu terus meningkat dan mencapai 640 pada tahun 2016 ini.
Yang memprihatinkan lagi, kata Siti Nuriyatun, angka 640 itu belum mencerminkan kondisi sesungguhnya di lapangan. "Dari estimasi kami, ada 1.176 kasus. Banyaknya jumlah penderita yang belum terdata karena masih rendahnya kesadaran penderita untuk melakukan Voluntary Counseling Test (VCT) serta sejumlah faktor lain," kata perempuan berjilbab yang akrab disapa Inung tersebut.
Untuk menekan tingginya kasus HIV/Aids, kata Inung, telah dilakukan pelbagai upaya. Beberapa upaya yang dilaksanakan oleh KPA yakni pemberdayaan masyarakat melalui Warga Peduli AIDS (WPA), melakukan advokasi kepada multi sektoral dalam pelibatan penanggulangan AIDS, penyusunan Kebijakan dalam penanggulangan AIDS. “Pada tahun 2015 KPA Kebumen juga mendapatkan piagam penghargaan dari KPA Nasional atas keberhasilan dalam mendorong terbentuknya kelompok WPA di Kebumen,” terangnya.
Saat ini di Kebumen terdapat 35 unit Puskesmas, dari jumlah tersebut semuanya telah dapat melayani Voluntary Counseling Test (VCT). Sedangkan dari jumlah 10 rumah sakit yang ada di Kebumen tujuh diantaranya dapat digunakan untuk layanan VCT. Dengan demikian terdapat 42 tempat layanan VCT di Puskesmas dan rumah sakit.
KPA juga melaksanakan program “Nikah Yes HIV-AIDS No” program Nikah yes HIV-AIDS NO merupakan Inovasi dalam pelaksanaan pencegahan HIV-AIDS.
Program itu merupakan kolaborasi program antara program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dengan Program Penanggulangan HIV-AIDS. Prosesnya pemeriksaan kesehatan para calon pengantin akan melakukan Imunisasi Tetanus Tecsoid (TT), Test Urine (pada Klinik KIA) dan dilanjutkan dengan Konseling HIV-AIDS pada poli VCT.
Selain itu KPA juga akan melaksanakan kegiatan peringatan Hari AIDS 2016. “Ini akan dilaksanakan pada Jumat (9/12) di obyek wisata Pantai Petanahan yang dimulai pukul 06.30 – 13.00 WIB. Program tersebut melibatkan peran serta SKPD dalam pelaksanaan Program Jalinan Meningkatkan Silaturhmi (Jemari) putaran terakhir pada program Tahun 2016,” ucapnya (mam)