• Berita Terkini

    Minggu, 04 Desember 2016

    Jemblung, Kesenian Tradisional Mendongeng

    dok/ekspres
    Nyaris Punah Karena Tak Ada Generasi Penerus

    KEBERADAAN seni tradisi Jemblung sangat memprihatinkan. Seni tradisi asli warga ngapak ini nyaris punah karena tak ada generasi muda yang tertarik dengan seni tradisi yang sempat naik daun pada era 1970-an.
    ------------------------
    SUDARNO AHMAD NASHORI,Kebumen
    ------------------------

    Seperti sudah jadi pakem, kesenian tradisional sering kali terpinggirkan. Cerita duka kesenian rakyat ini juga sering kali diikuti kisah pilu para pelakunya. Hal inilah yang dialami pelaku kesenian Jemblung. Sebuah kesenian rakyat khas Kebumen.

    Jemblung adalah kesenian tradisional berupa seni bercerita atau mendongeng. Dongeng yang dibawakan pada umumnya berupa kisah sejarah atau babad Tanah Jawa pada masa kerajaan. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa khas ngapak.

    Kata Jemblung sendiri merupakan singkatan dari bahasa Jawa Jenjem–Jenjeme (Tentram –tentramnya) wong gemblung (orang gila). Layaknya orang gila yang tetap berbicara meski seorang diri, maka kesenian tradisional mendongeng ini dinamakan Jemblung.

    Kesenian Jemblung bisa dimainkan oleh satu orang atau lebih. Para pelaku seni kesenian ini lebih dikenal dengan sebutan Dalang Jemblung. Kesenian ini dimainkan dengan duduk. Kelengkapan pertunjukan Jemblung adalah sesaji berupa aneka macam makanan tradisional (jajanan pasar) yang ditempatkan dalam sebuah tenong (tempat terbuat dari anyaman bambu) dan wangi–wangian (asap kemenyan). Kostum pemain Jemblung pada umumnya  adalah pakaian tradisional sederhana, baik laki–laki maupun perempuan.

    Alunan suara para seniman ini kerap menyiratkan kepiluan jenis kesenian tradisional yang telah lama diusungnya bertahun-tahun, Jemblung. Jemblung, adalah jenis kesenian tradisional yang biasanya dimainkan oleh 4-5 pemain yang masing-masing berperan sebagai dalang, sinden dan layega.

    Selain bercerita dan berdialog layaknya pertunjukan wayang kulit atau ketoprak (sesuai dengan lakon tertentu), suara gamelan ataupun musik pengiring lain secara sederhana dilantunkan dengan mulut dengan meniru suara gamelan. Kesenian Jemblung benar–benar memfokuskan pada seni suara berupa cerita dan dialog tanpa gerakan tubuh.

    Gerakan aktif hanya pada ekspresi wajah, sehingga kesenian ini dilakukan dengan posisi duduk. Sesekali pemain berdialog melucu yang keluar dari alur cerita. Keadaan ini biasanya dilakukan ketika mereka akan mengambil sesaji dan memakannya.

    Keunikan Jemblung yang tak ubahnya seperti mendongeng, terletak pada bunyi-bunyian yang terdengar. Semuanya berasal dari mulut para pemainnya. Termasuk suara gamelan yang biasanya mengiringi sebuah pertunjukan di tanah Jawa. Kesenian Jemblung benar-benar memfokuskan pada seni suara berupa cerita dan dialog tanpa gerakan tubuh.

    Gerakan aktif hanya pada ekspresi wajah, sehingga kesenian ini dilakukan dengan posisi duduk. Sesekali pemain berdialog melucu yang keluar dari alur cerita. "Keadaan ini biasanya dilakukan ketika mereka akan mengambil sesaji dan memakannya," kata seniman jemblung, Bambang BE, yang juga pengurus Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen.

    Derai tawa sering terdengar di saat para dalang jemblung  manggung. Karena Jemblung syarat dengan nuansa hiburan. Suasana senyap disapulah diciptakannya saat dalang jemblung menceritakan petuah, nasehat tentang keagamaan dan kehidupan yang sering diselipkannya didalam pentas.

    "Kesenian ini sekilas benar–benar mirip dengan aktivitas wong gemblung yang tengah berbicara atau bercerita sendiri. Tidak salah kiranya jika sejak dahulu kesenian ini disebut dengan Jemblung," tutur Bambang BE.

    Penonton Jemblung berkerumun melingkari pemain yang tengah bercerita, berdialog sembari makan sesaji. Berbeda dengan sesaji dalam Ebleg atau kuda lumping yang ditujukan untuk suguhan Ruh yang merasuki pemain, sesaji dalam Jemblung ditujukan untuk konsumsi para pemainnya berupa suguhan makanan. Sebab dalam kesenian Jemblung tidak didapati keadaan trans atau kesurupan.

    Kesenian ini sekilas benar–benar mirip dengan aktifitas orang gila (wong gemblung) yang tengah berbicara atau bercerita sendiri. Tidak salah kiranya jika sejak dahulu kesenian ini disebut dengan Jemblung.

    Bambang mengungkapkan, saat ini kesenian Jemblung nyaris tenggelam. Di kabupaten Kebumen, Jemblung hingga kini masih terkadang dijumpai di kawasan Kebumen Selatan tepatnya di Kecamatan Ayah. Kesenian ini biasanya dimainkan pada acara hajatan seperti khitanan maupun perkawinan. Jemblung juga sering dipentaskan di daerah Tambak, perbatasan antara Kebumen dan  Banyumas. "Namun sekarang juga sudah jarang," imbuhnya.

    Ketua Umum Dewan Kesenian Daerah (DKD) Kebumen, Pekik Sat Siswonirmolo, menyampaikan saat ini kesenian Jemblung nyaris tenggelam. Di Kabupaten Kebumen, Jemblung hingga kini masih sering dijumpai di kawasan Kebumen barat tepatnya di Kecamatan Ayah.

    "Kesenian ini biasanya dimainkan pada acara hajatan seperti khitanan maupun perkawinan. Jemblung juga sering dipentaskan di daerah Tambak, perbatasan antara Kebumen dan  Banyumas. Namun sekarang juga sudah jarang," bebernya.(*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top