Agus supriyadi |
“ Pasar garung sebagai pusat ekonomi warga setempat selain semruwat, tidak tertata, bahkan pejalan kaki tidak bisa melintas karena sudah digunakan untuk berdagang,” ungkap Abidin warga Kuripan Garung kemarin.
Menurutnya, pemerintah melalui OPD terkait harus segera turun tangan memperbaiki situasi tersebut, sehingga perekonomian pasar semakin bergairah dan tertata. Jika hal itu terus dibiarkan maka kemacetan dan juga kesemrawutan tidak bisa diurai.
“ Pasar tradisional harus dimajukan, kalau tidak akan habis tergilas oleh pasar moderen yang semakin merangsek di jalur strategis meski disinyalir tidak kantongi ijin,” katanya.
Sementara itu, Sumaeri warga maron menambahkan bahwa, pasar garung merupakan pasar tradisional yang sangat potensial, setiap hari di pasar ini banyak sekali aktifitas warga yang bisa dilihat, namun di balik keramaian tersebut ternyata tempat ini tidak tertata rapi alias semrawut.
“ saya melihat pedagang menumpuk diluar pasar, padahal di dalam masih banyak ruang kosong yang tidak terpakai,” ucapnya
Menurutnya, banyaknya pedagang yang memilih berdagang di tepi jalan, mengakibatkan terganggunya pengguna jalan yang mau melintas di sekitar pasar. Bahkan, setiap pasaran, jalan tersebut menjadi biang kemacetan utama jalur ke kawasan dieng, situasi tersebut sudah menjadi keluhan klasik yang belum mampu diselesaikan.
“ Sebenarnya semua pihak termasuk warga setempat sudah bosan, sebab pengelola pasar dan aparat yang berwenang hingga kini tak mengambil langkah tegas dalam menertibkan,” katanya.
Area terminal pasar garung juga sudah berubah fungsi, sebab terminal justru berubah menjadi tempat berdagang yang menggunakan mobil terbuka, akibatnya angkutan tidak bisa masuk terminal dan menunggu penumpang di pinggir jalan dieng.
Selain semrawut, pengelolaan sampah pasar tersebut juga bermasalah, sebab selama ini timbunan sampah yang dihasilkan oleh pasar garung tidak terangkut ke TPS atau TPA, akhinya dibuang ke sungai serayu yang tidak jauh jaraknya dari pasar tersebut.(gus)