cahyo/radmas |
“Kami prediksi jumlah pendaki malam tahun baru turun sampai 50 persen. Kalau tahun sebelumnya bisa mencapai 4.000 pendaki, tahun ini hanya maksimal separuhnya. Itupun kami belum yakin,” kata anggota Tim SAR Purbalingga ini, kemarin (26/12).
Terkait lokasi dan pendakian sebenarnya tidak ada masalah. Medan atau area pendakian saat ini aman dan tidak ada masalah. Kemudian prasarana di posko pendakian juga sudah dicukupi. Termasuk akomodasi dan kesiapan air di bawah.
“Hanya pengaruh hari libur panjang saat ini saja yang bertepatan di Desember. Jadi sudah tersita di pekan- pekan ini. Kemarin tercatat sampai 400 orang yang sudah mendaki tidak sampai seminggu,” tambahnya.
Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga, Ir Prayitno MSi mengungkapkan, sejak awal tahun 2016 pendakian ke puncak Slamet terdata mengalami peningkatan. Dari sejak awal tahun, pendaki sudah tercatat mencapai 13.200 orang. Sementara jumlah pendaki selama tahun 2015 hanya 6.971 orang.
“Kenaikan jumlah pendaki ke Gunung Slamet ini seiring dengan animo wisata minat khusus bagi kalangan anak muda yang menjadi trend. Selain itu juga, kondisi status Gunung Slamet yang normal dan cuaca yang sangat bersahabat,” kata Prayitno.
Prayitno mengungkapkan, tiket masuk ke pendakian Gunung Slamet juga boleh dibilang paling murah jika dibanding dengan pendakian ke sejumlah gunung lain. Tiket masuk di pendakian Gunung Slamet hanya Rp 5.000 per orang. Tiket ini terbagi Rp 4.000 untuk kas daerah Pemkab, dan Rp 1.000 untuk operasional SAR jika ada evakuasi pendaki.
“Dari target pendapatan, tentunya juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2015, target pendapatan Rp 14 juta, dan mampu terpenuhi Rp 27.884.000. Untuk tahun 2016 ini, target pendapatan dinaikkan menjadi Rp 50 juta dan sudah melampaui target,” rincinya. (amr)