![]() |
sudarno ahmad/ekspres |
Sejumlah jamaah membawa berbagai barang bawaan berharga untuk didoakan agar bisa mendapatkan berkah dari Kitab Al-Barzanji yang dibacakan oleh seluruh jamaah yang hadir. Berbagai barang tersebut, antara lain benih tanaman, beras, padi, berbagai alat pertanian, gergaji, cangkul, air, uang, dan masih banyak lagi. Tradisi unik tersebut disebutnya Azzimah.
Warga yang mengikuti acara tersebut berharap dengan dikumpulkannya barang-barang mereka bisa mendapatkan barokah dari doa puluhan ribu jamaah yang hadir. Setelah itu barang-barang tersebut disimpan sampai tahun depan lagi dan akan didoakan dalam acara yang sama.
Jamaah percaya barang yang didoakan itu, misalnya uang. Uang itu tidak boleh digunakan untuk membeli apapun. Tapi disimpan sampai tahun depan sampai didoakan lagi pada acara seperti ini juga. "Agar kita dapat berkahnya," kata Sahlan, salah satu jamaah asal Alian, kemarin.
Putra Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, H Muh Zulvian Ikvina mengatakan, acara semacam ini di Pondok Pesantren Al Falah Somolangu Wetan digelar dua kali setiap tahunnya. Yakni peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dan Haul Asyekh Abdurrahman dan puteranya Asyekh Thoifur setiap bulan Syaban.
Namun, untuk tradisi Azzimah hanya dilakukan saat peringatan Maulid Nabi SAW saja. Menurutnya, tradisi ini tidak melangar ketentuan syariah. "Ini kan ngalap berkah dari pembacaan Kitab Al Barzanji," ujarnya.
Setiap peringatan semacam ini digelar, selalu dihadiri oleh puluhan ribu jamaah tariqoh syadziliyyah dan para santri alumni pondok pesantren tersebut. Warga yang hadir pada acara tersebut, bukan hanya dari Kabupaten Kebumen. Tetapi berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia, seperti dari Lampung, Palembang, Jambi, Riau, Kalimantas, Sulawesi, dan pulau Jawa. "Alhamdulillah hingga saat ini jamaah thoriqoh syadziliyyah terus bertambah setiap tahunnya," ujar Zulvian, kepada Kebumen Ekspres, disela-sela acara.
Selain itu, setiap ada acara tersebut juga memberikan berkah warga sekitar. Di sepanjang jalanan yang melintasi pondok pesantren berubah menjadi pasar kaget. Beragam dagangan dijual ditempat itu, mulai dari warung makanan, pakaian, peralatan rumah tangga, mainan anak, peci, dan masih banyak lagi lainnya. Hadir pada acara tersebut, Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad, serta sejumlah pejabat di jajaran Pemkab Kebumen.
Tariqoh Syadziliyyah amalan dzikir di Pondok Pesantren Al Falah Somolangu Wetan yang ada sejak 1956 ini sebagai salah satu dari 44 tariqoh yang ada di dunia. Kemursyidan tariqoh dari Asyekh Abdurrahman lalu diturunkan kepada Asyekh Thoifur Bin Abdurrahman lalu sekarang diamanahkan kepada menantunya KH Musyaffa Ali dan Hj Sakhiyyah Asna furaida Thoifur.(ori)