• Berita Terkini

    Rabu, 07 Desember 2016

    Puncak Musim Hujan, Awas Puting Beliung

    ilustrasi
    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat waspada memasuki puncak musim hujan. Diantara yang harus diperhatikan adalah potensi angina tornado atau puting beliung. November sampai Desember merupakan bulan-bulan rawan terjadi angin puting beliung.


    Sampai saat ini BMKG masih mendata jumlah kasus angin puting beliung di Indonesia. Data yang sudah tersedia adalah kasus angin puting beliung pada periode 2006-2010. Data BMKG menyebutkan dalam periode itu, terjadi 19 kasus angin puting beling di November dan 12 kasus di Desember. Kemudian kasus puting beling terjadi cukup banyak lagi di Maret dengan 11 kasus.


    Kepala Sub-Bidang Informasi BMKG Hary Tirto Djatmiko mengatakan angin puting beliung berpotensi terjadi di puncak musim hujan dan musim pancaroba. Hary menjelaskan puncak musim hujan terjadi pada November sampai Desember. ’’Sementara musim pancaroba berpotensi angin puting beliung pada Februari dan Maret,’’ jelasnya.

    Hary juga menjelaskan waktu terjadinya angin puting beliung kerap muncul pada pukul 11.00 sampai 18.00 atau siang sampai sore hari. Sementara itu waktu lain yang berpotensi puting beliung pada malam hari pukul 19.00 sampai 02.00 dini hari.


    Dia menjelaskan tipologi angin tornado atau puting beliung di Indonesia berbeda dengan Amerika. Di Indonesia tipologi angin tornadonya memiliki skala F0 sampai F1 atau weak tornado. Tingkat kerusakan F0 adalah kerusakan ringan. misalnya dahan pohon patah, pohon berakar dangkal terdorong, dan papan penunjuk arah.


    Sedangkan angin puting beliung dengan skala F1 tingkat kerusakannya sedang. Dampaknya bisa berupa atap rumah berhamburan dan rumah semi permanen bisa bergeser. ’’Secara ukuran dan dampaknya, angin tornado Indonesia lebih kecil dibanding di AS,’’ tuturnya.


    Hary lantas memberikan tanda-tanda atau indikasi akan terjadi angin puting beliung. Diantaranya adalah udara sehari sebelumnya pada malam dan pagi hari terasa cukup panas dan gerah. Kondisi ini diakibatkan karena radiasi matahari yang begitu kuat dan kelembaban tinggi.


    ’’Kemudian sekitar pukul 10.00 mulai terbentuk awan Cumulus,’’ jelasnya. Awan kemudian akan terus tumbuh dan cepat berubah warna menjadi abu-abu bahkan hitam. Setelah itu hujan turun deras dengan tiba-tiba. Jika hujan gerimis, berarti angina kencang terjadi jauh dari tempat kita. Dia berharap masyarakat bisa mendeteksi indikasi-indikasi kemunculan angin puting beliung itu. Sehingga masyarakt bisa lebih waspada. (wan)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top