RYANTONO P.S./RADAR SOLO |
Penghargaan dan prestasi selama kurang dari setahun memimpin Klaten seakan lenyap begitu saja. Sri Hartini, perempuan pertama yang menjabat bupati Klaten ini harus berurusan dengan komisi antirasuah.
-----------------------
BOY ROHMANTO-RYANTONO P.S, Klaten
-------------------------
BEBERAPA petugas keamanan dan pegawai rumah tangga duduk di kursi pintu masuk saat Koran ini menyambangi rumah dinas bupati Klaten di Jalan Pemuda siang kemarin. Dua unit mobil terpakir di halaman rumah dinas bupati yakni Toyota Innova AD 100 C dan Toyota Vios AD 99 C.
Satu jam sebelumnya, tim Divisi Pendindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendatangi tempat ini untuk melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Bupati Klaten Sri Hartini. Berondongan pertanyaan terlontar guna menguak kronologi penangkapan, namun tak satu pun berani memberikan komentar.
“Tadi sudah banyak yang datang ke sini. Saya tidak mengetahui kejadian yang terjadi pada ibu (Sri Hartini),” ujar staf rumah dinas. Belum sempat menyebutkan namanya, pria berkemeja batik tersebut buru-buru menutup pintu gerbang rumah dinas dan menguncinya menggunakan rantai.
Sehari sebelum ditangkap, banyak pejabat tidak mengetahui keberadaan Sri Hartini. Dia yang seharusnya datang di acara penanaman padi serentak di Desa Sekaran, Kecamatan Wonosari, pada hari pelaksanaan, Rabu (28/12), ibu dua anak itu batal hadir.
“Sudah ada konfirmasi untuk dapat hadir. Tapi saya tidak mengetahui alasan beliau kenapa tiba-tiba membatalkan. Padahal banyak masyarakat berharap kehadiran beliau,” terang salah seorang pejabat yang meminta namanya dirahasiakan.
Selain itu, tadi malam, seharusnya Sri Hartini melantik 850 pejabat baru organisasi perangkat daerah (OPD) Klaten. Berbagai persiapan sudah selesai dilakukan, termasuk mengirim surat undangan kepada pejabat yang akan dilantik. Lokasi acara di pendapa Pemkab Klaten juga sudah dipenuhi kursi dan tenda
.
“Saya sudah mendapat undangan untuk menghadiri pelantikan. Tentu saja kaget dengan kejadian yang dialami Ibu Bupati. Tidak menyangka menjadi sasaran KPK,” uja pejabat lainnya.
Terpisah, para tetangga rumah pribadi Sri Hartini di Jalan Pakis Daleman, Desa Tloyo, Kecamatan Wonosari, Klaten hingga sore kemarin belum mengetahui bahwa istri mantan Bupati Klaten Haryanto Wibowo (almarhum) itu ditangkap komisi antirasuah.
Tidak ada aktivitas mencolok di rumah berpagar besi warna hijau itu. Hanya saja beberapa polisi terlihat keluar masuk halaman. “Saya tidak tahu soal penangkapannya (Bupati Sri Hartini, Red). Jarang ketemu juga dengan yang bersangkutan," tutur Bagas, salah seorang tetangga.
Tetangga lainnya, Akbar, 37, menjelaskan, selama menjadi bupati, Sri Hartini jarang berada di rumah pribadinya dan lebih sering beraktivitas di rumah dinas bupati.
Kapolsek Wonosari AKP Wayan mengatakan, di dalam rumah pribadi Sri Hartini hanya ada tiga pengurus rumah. Sedangkan untuk pengamanan setelah penangkapan oleh KPK, mengerahkan anggota Polsek Wonosari dan Polres Klaten. Hingga pukul 18.00 belum ada tanda-tanda kedatangan tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di rumah pribadi Sri Hartini.
Ditambahkan Wayan, ketika ada kegiatan di Kecamatan Wonosari, bupati kerap diwakilkan kepada wakil bupati atau asisten. Namun, ketika ada kejadian besar seperti banjir, Sri Hartini turun langsung meninjau lokasi. (*/wa)