ilustrasi |
Berdasar pantauan Jawa Pos, petugas tidak mengijinkan pewarta untuk mengambil gambar dari proses penyidikan. Kesepuluh orang itu diantaranya yakni, Ratna Sarurampaet, Rachmawati Soekarno Putri, Sri Bintang Pamungkas, Kivlan Zein, Adityawarman, Jamran, Eko, Rizal Khobar, Firza Huzen, dan Ahmad Dhani. Mereka diciduk tim penyidik Polda Metro Jaya kemarin pagi.
Pihak kerabat dan teman dari mereka sempat tidak percaya dengan penangkapan tersebut. Misalnya, Yusril Ihza Mahendra. Dia datang ke Markas Korps Brimob Polisi tepat pukul 11.00. "Saya sudah komunikasi dengan bu Ratna Sarurampaet. Saya datang kemari untuk membela dia (Ratna, Red)," ujarnya.
Pria kelahiran Kepulauan Bangka Belitung itu menyebutkan bahwa Ratna tidak bersalah. Dan dia meyakini itu. Menurutnya, penangkapan terhadap Ratna dinilai tidak masuk akal. "Tidak ada bukti kalau Bu Ratna ikut makar," terangnya.
Dia mengaku tidak mengetahui apa yang ada dalam isi otak para penyidik. "Saya kurang tahu pasti apa yang ada dalam pemikiran para penyidik. Nangkap orang kok seenaknya," tuturnya. Dirinya telah memastikan bila Ratna tidak terlibat dalam upaya makar.
Isu awal, kata dia, Ratna diduga ikut pertemuan di Hotel San Pasific, Menteng Jakarta Pusat pada 1 Desember lalu. Yusril mengaku tidak tahu menahu tentang pertemuan itu. "Denger-denger diskusi biasa. Lah, saya sudah pastikan ke Bu Ratna apakah dirinya (Ratna, Red) ikut diskusi? Ternyata tidak," paparnya.
Yusril menuturkan pada saat itu Ratna sedang berada di rumah. Tidak ikut dalam pertemuan pada 1 Desember tersebut. Kemudian saat ditanya bagaimana kondisi Ratna, Yusril mengklaim dalam keadaan baik. "Ada tiga dokter yang telah memeriksa kondisi kesehatan Bu Ratna. Mulai tinggi, suhu, sampai tekanan darah dalam tubuh dan semua baik-baik saja," tegasnya.
Kemudian tepat pukul 19.20 Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA), Krist Ibnu keluar dari halaman dalam Mako Brimob. Dia mengatakan, pemeriksaan terhadap kesepuluh orang itu sedang break (istirahat). "Barusan tim penyidik memberi waktu istirahat untuk ibadah," paparnya.
Dia mengatakan dirinya belum mengetahui pemeriksaan kapan berakhir. Krist menginformasikan bahwa para tersangka diperiksa di ruang yang berbeda-beda. "Kalau bu Ratna diperiksai di Detasemen D," jelasnya. "Kalau kata Pak Kivlan, penyidik sudah kasih sekitar 5 pertanyaan," imbuhnya.
Krist menyebutkan dirinya bersama 49 anggota ACTA siap membantu kesepuluh orang tersebut. Dia mengatakan, di ACTA ada 50 pengacara yang tergabung sebagai anggota. Termasuk Yusril, sebagai pembina ACTA. "Kami bakal menunggu sampek proses pemeriksaan usai," ujarnya.
Namun, dia berharap tim penyidik bisa memberikan waktu kepada kesepuluh orang itu untuk pulang bila pemeriksaan selesai. Menurut dia, pertimbangannya adalah kesehatan. "Mereka sudah sepuh semua, kecuali Ahmad Dhani. Kami (ACTA, Red) jamin mereka kooperatif kok jadi tidak perlu khawatir apabila lari," papar dia.
Dia mengaku dirinya telah menyiapkan beberapa rencana bila kesepuluh orang itu tidak diperbolehkan pulang alias ditahan. "Rencana praperadilan pasti ada. Tapi, kami masih kaji dulu dan tidak mau tergesa-gesa," tutur dia. Ketika ditanya apa yang akan dikaji, Krist menuturkan ada banyak. Dan, salah satunya terkait prosedur penangkapan. Menurutnya, proses penangkapan oleh penyidik terlihat seperti menangkap teroris. "Padahal penyidik menghadapi anak bangsa yang pernah berjasa bagi negeri ini," tegasnya.
Misalnya, klaim dia, Kivlan Zein. Dia mengatakan, jasa Kivlan bagi bangsa ini sangat besar. Yakni, pernah membebaskan warga negara Indonesia yang sempat disandera Abu Sayyaf. "Jadi, rasa cinta tanah air Pak Kivlan ke Indonesia itu sudah kuat. Tuduhan makar ke beliau sangat aneh," jelasnya.
Sementara itu, salah seorang Kuasa Hukum Sri Bintang Pamungkas, Akhmad Leksono menyebutkan bahwa penegak hukum harus berpikir yang benar. Jangan sedikit-sedikit makar. "Pak Bintang tidak pernah makar sedikit pun. Dia hanya mengkritisi pemerintah, udah itu aja," ujarnya.
Berdasar pantauannya saat mendampingi Sri Bintang, dia mengatakan bahwa Sri Bintang enggan menjawab pertanyaan dari penyidik. Sebab, menurutnya Sri Bintang masih menganggap penangkapan padanya terkesan aneh. "Ada sekitar 5 pertanyaan dan belum dijawab. Masih pertanyaan dasar, belum pertanyaan inti permasalahan sih," katanya.
Kemudian, dia menyebutkan pihak keluarga memberikan dukungan penuh kepada Sri Bintang. Akhmad menyebutkan, istri Sri Bintang, Ernalia Sri telah datang ke Mako Korps Brimob. "Tadi datang sekitar pukul 14.00," ucapnya. (sam)