INTAN M SABRINA/RADAR KUDUS |
Sebelumnya, asap itu keluar sejak Rabu (25/1) lalu. Saat itu hanya satu titik dan kecil. Dalam waktu tiga hari, muncul titik baru yang lebih besar. Sekitar tiga meter dari sumber asap pertama. Di sumber asap kedua ini, terdapat lumpur yang bergejolak di lubang berdiameter 10 sentimeter yang disertai kepulan asap yang menyengat.
Hal itu membuat warga khawatir. Sebab, warga mengira, asap yang keluar itu gas alam. Di lokasi itu seperti air mendidih hingga mengeluarkan asap dan bau yang menyengat seperti belerang dan amoniak. Selain itu, rumput liar di sekeliling lubang ikut layu terkena asap tersebut. Pohon juga ada yang mati karena udara panas.
Setiap malam, bau semakin menyengat dan asap terlihat jelas. Salah satu warga, Zaenudin mengatakan, setiap malam bau belerang semakin menyengat sehingga membuat kepalanya pusing. “Takutnya ada kandungan gas beracun karena rumah saya berjarak 15 meter dari lokasi. Saya beserta warga melaporkan ke kecamatan,” jelasnya.
Warga bergegas melapor ke aparat terkait setempat agar langsung ditangani. “Saya mendapatkan laporan kasitrantib di Tegowanu. Tak lama saya ke lokasi untuk melihat dan langsung menghubungi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Tengah,” terang Kepala Satpol PP Grobogan Bambang Panji.
Kemarin (31/1) BMKG beserta PLN mendatangi lokasi untuk melakukan pengecekan. “Asap tersebut bukan gas alam. Karena ground dari arus listrik. Sehari sebelum kejadian, pohon besar di samping tiang listrik ditebang. Hal itu membuat asap keluar dari tanah pematang sawah tersebut,” ungkapnya.
Darisitu, desa meminta PLN melakukan perbaikan pada aliran listrik tersebut. Kini asap yang sempat mengkhawatirkan warga sudah tidak keluar kembali karena ditangani PLN setempat. (int/ris)