KEBUMEN (kebumenekspres.com)– Menggelar berbagai acara dalam malam perayaan tahun baru, apalagi bagi kawula muda, lumrah dilakukan. Namun, apa yang dilakukan belasan remaja di Kabupaten Kebumen saat malam perayaan tahun baru kemarin sungguh membuat prihatin.
Bagaimana tidak. Alih-alih mengisi dengan kegiatan positif malam perayaan tahun baru, belasan remaja ini malah kedapatan "ngamar" di sejumlah hotel. Tak kurang dari 14 pasangan remaja diamankan dalam razia yang digelar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kebumen, Minggu dini hari (1/1/2017) kemarin.
Kendati tertangkap basah dalam kamar hotel dengan lawan jenis, masih saja mereka berusaha mengelak. Mereka berdalih, terpaksa ngamar di hotel lantaran kemalaman saat hendak pulang ke rumah. Untuk memperkuat "alibi", mereka menyebut hujan deras usai detik-detik pergantian tahun pada Minggu (1/1) sekitar pukul 00.15 WIB membuat mereka tak bisa pulang ke rumah.
Namun dalih para remaja yang terjaring razia itu rupanya hanya akal-akalan mereka. Hal itu terbukti saat orang tuanya diundang ke markas Satpol PP Jalan Kutoarjo, Kebumen. Dalam keterangan yang diberikan beberapa orang tua justru merasa dibohongi oleh anaknya sendiri. Kepada petugas, sejumlah orang tua mengaku anak mereka tak pulang ke rumah lantaran menginap di rumah teman sesama jenis. "Yang minta izin juga teman perempuan. Memang ini akal-akalannya anak remaja sekarang," kata salah satu orang tua siswi yang terkena razia Satpol PP dengan raut muka geram.
Kabid Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah pada Satpol PP Kebumen Sugito Edi Prayitno yang memimpin langsung razia mengatakan, ke-14 remaja tersebut diamankan dari sejumlah hotel melati di Kebumen. Sugito mengaku tak kalah prihatinnya. Sebab, ada saja-saja alasan para remaja tersebut untuk menghindari petugas.
Selain berdalih tak bisa pulang karena hujan, ada sebagian para remaja itu melawan kepada petugas saat hendak diamankan. Lucunya lagi, ada yang berpura-pura pingsan agar mendapat belas kasihan dan membuat petugas Satpol PP tak membawa mereka ke kantor. "Apapun alasannya, kami langsung bawa 14 pasangan remaja tersebut ke kantor untuk dimintai keterangan dan pendataan," kata Sugito sambil geleng-geleng kepala.
Fakta juga mengungkapkan, selama masa perayaan tahun baru kemarin, permintaan kondom di sejumlah supermarket dan apotik mengalami peningkatan. "Biasa kalau tahun baru permintaan kondom meningkat, " salah satu penjaga minimarket di Jalan Pemuda yang tak mau disebut nama, kemarin.
Sugito mengakui, euforia sebagian masyarakat khususnya generasi muda dalam merayakan tahun baru seringkali membuat prihatin. Apalagi, di tengah tingginya angka HIV/AIDS di Kebumen. Kebumen, kata dia, tercatat memiliki angka penderita HIV/AIDS tertinggi di Jawa Tengah dengan data terakhir, 622 orang sudah meninggal akibat HIV/Aids. ""Razia ini dilakukan agar tercipta kondisi aman dan tertib di lingkungan masyarakat saat perayaan tahun baru. Di samping itu dalam rangka Penegakkan Perda serta menekan angka HIV/AIDS, " ucap Gito. (mam)
Bagaimana tidak. Alih-alih mengisi dengan kegiatan positif malam perayaan tahun baru, belasan remaja ini malah kedapatan "ngamar" di sejumlah hotel. Tak kurang dari 14 pasangan remaja diamankan dalam razia yang digelar Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kebumen, Minggu dini hari (1/1/2017) kemarin.
Kendati tertangkap basah dalam kamar hotel dengan lawan jenis, masih saja mereka berusaha mengelak. Mereka berdalih, terpaksa ngamar di hotel lantaran kemalaman saat hendak pulang ke rumah. Untuk memperkuat "alibi", mereka menyebut hujan deras usai detik-detik pergantian tahun pada Minggu (1/1) sekitar pukul 00.15 WIB membuat mereka tak bisa pulang ke rumah.
Namun dalih para remaja yang terjaring razia itu rupanya hanya akal-akalan mereka. Hal itu terbukti saat orang tuanya diundang ke markas Satpol PP Jalan Kutoarjo, Kebumen. Dalam keterangan yang diberikan beberapa orang tua justru merasa dibohongi oleh anaknya sendiri. Kepada petugas, sejumlah orang tua mengaku anak mereka tak pulang ke rumah lantaran menginap di rumah teman sesama jenis. "Yang minta izin juga teman perempuan. Memang ini akal-akalannya anak remaja sekarang," kata salah satu orang tua siswi yang terkena razia Satpol PP dengan raut muka geram.
Kabid Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah pada Satpol PP Kebumen Sugito Edi Prayitno yang memimpin langsung razia mengatakan, ke-14 remaja tersebut diamankan dari sejumlah hotel melati di Kebumen. Sugito mengaku tak kalah prihatinnya. Sebab, ada saja-saja alasan para remaja tersebut untuk menghindari petugas.
Selain berdalih tak bisa pulang karena hujan, ada sebagian para remaja itu melawan kepada petugas saat hendak diamankan. Lucunya lagi, ada yang berpura-pura pingsan agar mendapat belas kasihan dan membuat petugas Satpol PP tak membawa mereka ke kantor. "Apapun alasannya, kami langsung bawa 14 pasangan remaja tersebut ke kantor untuk dimintai keterangan dan pendataan," kata Sugito sambil geleng-geleng kepala.
Fakta juga mengungkapkan, selama masa perayaan tahun baru kemarin, permintaan kondom di sejumlah supermarket dan apotik mengalami peningkatan. "Biasa kalau tahun baru permintaan kondom meningkat, " salah satu penjaga minimarket di Jalan Pemuda yang tak mau disebut nama, kemarin.
Sugito mengakui, euforia sebagian masyarakat khususnya generasi muda dalam merayakan tahun baru seringkali membuat prihatin. Apalagi, di tengah tingginya angka HIV/AIDS di Kebumen. Kebumen, kata dia, tercatat memiliki angka penderita HIV/AIDS tertinggi di Jawa Tengah dengan data terakhir, 622 orang sudah meninggal akibat HIV/Aids. ""Razia ini dilakukan agar tercipta kondisi aman dan tertib di lingkungan masyarakat saat perayaan tahun baru. Di samping itu dalam rangka Penegakkan Perda serta menekan angka HIV/AIDS, " ucap Gito. (mam)