AHMAD KHAIRUDIN/RADAR SRAGEN |
Turmuji, 54, warga setempat mengaku mengenal Andi karena pernah mengontrak rumahnya selama satu tahun. Dia memiliki watak yang keras dan kerap terlihat berlatih fisik. ”Sering lari-lari,” ujarnya singkat.
Sementara itu, Lurah Kragilan Suparmin yang ikut menyaksikan penggeledahan menuturkan, polisi mengambil sedikitnya 13 barang bukti dari dalam bengkel shockbreaker. ”Yang saya lihat ada buku, pakaian, sepatu dan barang-barang lain,” tuturnya.
Sepengetahuan Suparmin, Andi bukan warganya. Melainkan warga Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe. Dia menyewa tempat tersebut untuk membuka usaha perbaikan shockbreaker.
Kapolres Sragen AKBP Cahyo Widiarso belum bisa memberikan keterangan menyeluruh terkait penangkapan terduga teroris tersebut. ”Saya sekarang di Jakarta. Penjelasan kejadian tadi (kemarin, Red) akan disampaikan oleh polda,” ungkapnya.
Sekadar informasi, pada 11 Desember 2016, terdengar suara ledakan di salah satu rumah RT 19 Kampung Dempul, Kelurahan Ngembatpadas, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen. Rumah tersebut disewa Sugiyono, terduga teroris yang ditangkap di Grobogan.
Sehari-hari, Sugiyono merupakan tukang vulkanisir ban bekas. Namun setelah terjadi ledakan, dia tak pernah terlihat. Ketua RT 019 Sugiyar menjelaskan, ketika mengontrak rumah tersebut, Sugiyono sempat memberikan fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK).
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Djarod Padakova memaparkan, Sugiyono meninggalkan Sragen bersama istrinya dan ditangkap di Dusun Krongso RT 5 RW 1 Desa Ketanggirejo, Kecamatan Godong, Grobogan, Senin malam (30/1). Sugiyono tercatat sebagai warga Dusun Gondang, Desa Rejomulyo, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, Jatim. (din/wa)