PURWOREJO- Puluhan siswa SMK Pancasila 1 Kutoarjo Purworejo mendapat pelatihan jurnalistik di sekolah setempat, akhir pekan lalu. Melalui pelatihan tersebut siswa diharapkan mahir menulis serta mampu menjadi motor penggerak penerbitan majalah sekolah yang selama ini masih dikelola oleh guru.
Kepala SMK Pancasila 1 Kutoarjo, Hj Kapti Linggapury, melalui Wakil Kepala Urusan Kesiswaan, Sutarna SPd, mengungkapkan, pelatihan bertajuk “Open the Word with Our Writing" diikuti sekitar 20 siswa perwakilan Organisasi Siswa Intra sekolah (OSIS), Karya Ilmiah Remaja (KIR), Pramuka, dan Palang Merah
remaja (PMR). Sebagai pematerinya, sekolah menghadirkan dua wartawan media di Kabupaten Purworejo.
"Majalah sekolah sudah dirintis dua tahun lalu oleh para guru. Kita memiliki target, mulai tahun ini majalah dapat diterbitkan oleh siswa," kata Sutarna usai membuka acara.
Menurutnya, keberadaan media di sekolah sangat penting, baik bagi siswa, guru, sekolah, maupun masyarakat di luar sekolah. Karena itu, pihaknya
berharap para siswa dapat aktif mempelajari keterampilan jurnalistik, khususnya menulis berita, secara berkelanjutan.
"Pengamatan saya belum banyak SMK di Purworejo yang memiliki majalah sekolah, sebagian besar baru SMA. Kita sudah memiliki Majalah Connector, sesuai namanya diharapkan majalah ini dapat menjadi media penghubung antara sekolah dengan masyarakat," ungkapnya.
Pembina Ekstrakurikuler KIR, Ir Sri Murtining, menjelaskan, saat ini siswa yang tergabung dalam KIR memiliki ruang untuk mengembangkan diri dalam
berbagai bidang. Adanya pelatihan jurnalistik sekaligus memantapkan anggota
KIR yang nantinya akan menjadi motor penerbitan majalah.
"Ada beragam keterampilan dan kreativitas yang dipelajari di dalam ekstrakurikuler KIR. Meski untuk pererbitan majalah akan dikelola oleh anggota KIR, pada pelatihan kali ini kita juga melibatkan siswa dari organisasi lain agar mereka juga dapat meningkatkan wawasan jurnalistik," jelasnya.
Sementara itu, Lukman Khakim usai memberikan materi fotografi jurnalistik dan Penerbitan Majalah meminta agar para siswa nantinya dapat kreatif dalam
mengelola media sekolah yang ada. Harapannya supaya produk tersebut layak jual.
"Tampilan dan isi majalah harus menarik menyesuaikan perkembangan dan selera pembaca. Anggota KIR juga harus menata manajemen keuangan, agar kedepannya biaya operasional tidak hanya bersumber dari sekolah," tandasnya.
Selama sehari, beragam materi, baik teori maupun praktik, dipelajari oleh para peserta. Mulai dari teknik wawancara hingga menulis berita. Pelatihan diakhir dengan pembahasan tindak lanjut penerbitan majalah sekolah yang direncanakan terbit rutin minimal sekali dalam satu tahun. (ndi)
Kepala SMK Pancasila 1 Kutoarjo, Hj Kapti Linggapury, melalui Wakil Kepala Urusan Kesiswaan, Sutarna SPd, mengungkapkan, pelatihan bertajuk “Open the Word with Our Writing" diikuti sekitar 20 siswa perwakilan Organisasi Siswa Intra sekolah (OSIS), Karya Ilmiah Remaja (KIR), Pramuka, dan Palang Merah
remaja (PMR). Sebagai pematerinya, sekolah menghadirkan dua wartawan media di Kabupaten Purworejo.
"Majalah sekolah sudah dirintis dua tahun lalu oleh para guru. Kita memiliki target, mulai tahun ini majalah dapat diterbitkan oleh siswa," kata Sutarna usai membuka acara.
Menurutnya, keberadaan media di sekolah sangat penting, baik bagi siswa, guru, sekolah, maupun masyarakat di luar sekolah. Karena itu, pihaknya
berharap para siswa dapat aktif mempelajari keterampilan jurnalistik, khususnya menulis berita, secara berkelanjutan.
"Pengamatan saya belum banyak SMK di Purworejo yang memiliki majalah sekolah, sebagian besar baru SMA. Kita sudah memiliki Majalah Connector, sesuai namanya diharapkan majalah ini dapat menjadi media penghubung antara sekolah dengan masyarakat," ungkapnya.
Pembina Ekstrakurikuler KIR, Ir Sri Murtining, menjelaskan, saat ini siswa yang tergabung dalam KIR memiliki ruang untuk mengembangkan diri dalam
berbagai bidang. Adanya pelatihan jurnalistik sekaligus memantapkan anggota
KIR yang nantinya akan menjadi motor penerbitan majalah.
"Ada beragam keterampilan dan kreativitas yang dipelajari di dalam ekstrakurikuler KIR. Meski untuk pererbitan majalah akan dikelola oleh anggota KIR, pada pelatihan kali ini kita juga melibatkan siswa dari organisasi lain agar mereka juga dapat meningkatkan wawasan jurnalistik," jelasnya.
Sementara itu, Lukman Khakim usai memberikan materi fotografi jurnalistik dan Penerbitan Majalah meminta agar para siswa nantinya dapat kreatif dalam
mengelola media sekolah yang ada. Harapannya supaya produk tersebut layak jual.
"Tampilan dan isi majalah harus menarik menyesuaikan perkembangan dan selera pembaca. Anggota KIR juga harus menata manajemen keuangan, agar kedepannya biaya operasional tidak hanya bersumber dari sekolah," tandasnya.
Selama sehari, beragam materi, baik teori maupun praktik, dipelajari oleh para peserta. Mulai dari teknik wawancara hingga menulis berita. Pelatihan diakhir dengan pembahasan tindak lanjut penerbitan majalah sekolah yang direncanakan terbit rutin minimal sekali dalam satu tahun. (ndi)