istimewa |
Ketua Panitia kegiatan, Tri Ngudi Prasetyo mengatakan, pencapaian Wanasari FC ini menjadi kejutan tersendiri. Mengingat sebelumnya, mereka tidak diunggulkan. Tampaknya, status kuda hitam malah membuat Wanasari FC "meledak" di akhir kompetisi dan keluar sebagai juara. "Lawan di final ,Antu Putera FC malah sebenarnya menjadi salah satu tim unggulan sejak awal kompetisi. Namun, kali ini mereka harus mengakui tim Wanasari FC yang akhirnya keluar sebagai juara," ujar Tri Ngudi, Sabtu (7/1/2017).
Liga Sawo sendiri digelar dalam rangka menjaring bibit-bibit muda dalam cabang sepak bola. Kendati hanya "level desa," Liga Sawo dikemas dengan format layaknya liga-liga eropa. Sebanyak 9 tim menjadi peserta Liga Sawo dengan format kompetisi penuh. Untuk musim kali ini, Liga Sawo digelar tiga bulan, dari Oktober hingga Desember 2016.
Adapun klub peserta liga adalah Persas Sawangan, Antu Putra Luwung, Pandawa FC, Wanasari Fc, Balamu beji, Depok FC, Aremsa FC, SMPN 2 Rowokele, Gaple FC Lemungsur.
Liga inipun mendapat sambutan luar biasa dari warga setempat. Termasuk dukungan dari warga Desa Wonoharjo yang kini telah bekerja di luar kota memberikan dukungan penuh. Jadi, selain berbicara soal prestasi dan pembinaan, Liga ini sekaligus menjadi tali penyambung silaturahmi dan memperkuat persatuan warga.
Tri Ngudi mengatakan, ke depan, Liga Sawo akan menjadi agenda tahunan. Bahkan di musim mendatang, format kompetisinya disempurnakan. "Tahun depan akan diikuti 12 tim yang terbagi dalam dua divisi. Nantinya akan diberlakukan promosi dan degradasi," imbuh Tri Ngudi.
Diputarnya Liga Sawo juga mendapat apresiasi dari Kepala Desa Wonoharjo, Sri Budi Murnianto. Kades mengaku sangat mendukung kegiatan semacam ini. "Kami sangat mengapreiasi dan mendukung kegiatan yang sangat positif ini," katanya. (cah)