“ Selain banjir di patakbanteng dan parikesit, di jalur dieng terdapat 10 titik longsor, BPBD dibantu relawan sedang berupaya melakukan penyingkiran material longsor dan pembersihan jalan,” ungkap Camat Kejajar Iwan Widiyanto kemarin di kantornya.
Menurutnya, pinggir jalan utama menuju kawasan dieng memang rawan terjadi longsor baik intensitas kecil maupuan besar. Titik itu tersebar dari desa stieng kejajar hingga Tuk Bimolukar. Hal itu karna kondisi tanah dan kontur yang memiliki kemiringan tajam.
"Jika hujan deras sejumlah titik longsor yang diwaspadai ada di stieng, kemudian kalilembu hingga tuk bimolukar,” imbuhnya.
Pihaknya mengaku telah mengimbau masyarakat dan pengguna jalan agar meningkatkan kewaspadaan serta pemantauan di jalur itu agar tidak menggangu arus lalulintas, pasalnya di jalur menuju dieng tidak banyak jaur alternatif, akibatnya kalau terjadi longsor dan menutup badan jalan, maka akan terjadi kemacetan lama dan panjang.
Sementara itu, Sekretaris BPBD Wonosobo Sumarno mengemukakan bahwa pembersihan jalur dari matrial longsor menuju kawasn wisata dieng melibatkan berbagai pihak, diantarannya tim Sar, TNI, Polri dan juga relawan. Pengerahan tersebut karena banyak titik longsor yang menggangu arus lalu lintas menuju dieng.
“ Selain yang ada di patakbanteng dan parikesit, setidaknya ada 10 titik longsor kecil menju kawasan dieng,” katanya.
Meski longsor tersebut tidak menutup seluruh badan jalan namun menggangu pengguna jalan sehingga perlu dilakukan penyingkiran. Longsor muncul setelah dieng dilanda hujan deras selama hampir tiga jam berutur-turut. “ Selain terjadi banjir, juga muncul titik longsor,” imbuhnya.
BPBD juga mengarahkan mobil pemadam kebakaran untuk menyingkirkan matrial longsor dari jalan agar tidak licin dan membahayakan pengguna jalan, sedangkan untuk pembersihan di gapura pintu masuk dieng parikesit, penyingkiran lumpur menggunakan peralatan berat yang didatangkan oleh balai pelaksana teknis binamarga wilayah wonosobo.(gus)
