INTAN M SABRINA/RADAR KUDUS |
Sekitar pukul 11.00 kemarin personel Sabhara menuju Danyang. Langsung menangkap 21 anak jalanan di depan Dinas Pertanian (Dispertan) Grobogan. “Mereka turun dari Jogja naik truk. Mereka hendak mencari sasaran kendaraan lain yang akan ditumpangi. Belum sampai mendapatkan tumpangan, kami menangkap mereka,” ungkap Kapolres Grobogan AKBP Agusman Gurning melalui Kasat Sabhara AKP Lamsir.
Dari 21 anak yang terjaring, setelah dilakukan pendataan mereka berasal dari Demak dan Kudus. Bahkan banyak yang masih berusia di bawah umur. “Mereka masih bisa dibina kok. Mereka hanya mencari pelampiasan saja,” paparnya.
Tak hanya itu, beberapa anak jalanan dipaksa mandi karena badan yang bau dan pakaian yang kumel. “Kemudian aksesoris yang dipakai sebagian anak laki-laki juga saya paksa lepas,” imbuh Lamsir.
Salah satu anak jalanan, Findi, 16, mengatakan, sengaja pergi dari rumah karena adanya masalah dengan orang tuanya. Maka, dia mencari pelampiasan dengan pergi dan main. Namun, tanpa memberi kabar orang tuanya. Tak hanya itu, dia hanya ikut-ikutan ke Jogja untuk menonton konser Marginal.
“Kami serombongan berangkat dari Demak menumpang truk pasir yang hendak mengisi pasir di Jogja pada Jumat (17/2) malam. Di Jogja kami tiga hari dan tadi pagi (kemarin, Red) kami hendak pulang ke Demak. Namun, tumpangan menghentikan kami disini,” ujarnya.
Salah satu santri Andrian dari pondok pesantren (ponpes) Demak juga turut terjaring razia tersebut. Dia menangis ketakutan sembari menutup mukanya dengan jaket hitamnya. “Saya baru kali pertama ikut. Karena diajak teman menonton konser. Saat itu saya ingin keluar sebentar dari pondok Jumat (17/2) malam. Namun, sampai sini malah ditangkap polisi,” ungkapnya sembari tak henti menangis. (int/ris)